SinarPost.com, Washington – Seorang perwira angkatan bersenjata Arab Saudi berpangkat Letnan Dua yang sedang dalam pelatihan milietr di Amerika Serikat (AS) menjadi tersangka serangan penembakan di pangkalan Angkatan Laut (AL) AS di Florida yang menewaskan empat orang pada Jumat (6/12/2019).
“Empat orang yang tewas itu termasuk pelaku penembakan yang tewas saat beraksi di Naval Air Station Pensacola,” ungkap pejabat AL AS dan kepolisian lokal padaReuters.
Serangan itu merupakan penembakan berdarah kedua di fasilitas militer AS pekan ini. Investigator dan komandan pangkalan hanya memberi sedikit rincian tentang insiden itu saat konferensi pers pagi. Mereka menolak menjabat pertanyaan tentang identitas pelaku penembakan atau senjata yang digunakan dalam serangan itu.
Penembakan terjadi di dua lantai di gedung kelas di pangkalan yang memiliki fungsi utama sebagai lokasi pelatihan. “Laporan pertama tentang seorang penembak aktif di pangkalan itu diterima kantor Kepolisian Escambia County pada pukul 6.51 pagi,” ungkap para pejabat secara anonim.
“Beberapa menit kemudian, seorang deputi sherif menembak mati pelaku di ruang kelas di pangkalan itu,” papar Kepala Kepolisian David Morgan. Morgan menambahkan, “Berjalan melalui lokasi kejadian seperti ini seperti dalam film.”
Tiga pejabat pertahanan menyatakan, tersangka penembak berada di pangkalan itu untuk latihan tapi sumber itu tidak memberikan informasi tambahan. Dalam beberapa pekan terakhir, 18 penerbang angkatan laut dan dua kru udara dari Pasukan Angkatan Laut Kerajaan Saudi berlatih bersama AL AS. Tidak jelas apakah pelaku termasuk dalam delegasi Saudi itu. Kedutaan Besar Saudi di Washington belum memberikan komentar atas kejadian ini.
Enam Warga Saudi Ditangkap
Pasca peristiwa penembakan tersebut, enam warga negara Arab Saudi ditangkap di dekat pangkalan militer Angkatan Laut di Pensacola, Florida, Amerika Serikat (AS). Penangkapan enam warga Saudi itu diungkap seorang pejabat senior AS kepadaFox News, Sabtu (7/12/2019). Pejabat yang berbicara dalam kondisi anonim itu mengatakan keenam warga Saudi sedang diinterogasi tentang penembakan tersebut dan ditahan.
FBI, yang memimpin penyelidikan atas penembakan pada Jumat dini hari di Naval Air Station (NAS) Pensacola, Florida, menolak untuk mengungkapkan identitas pelaku penembakan. Alasannya, karena masih dalam tahap awal penyelidikan.
Namun, seorang pejabat AS mengatakan kepadaFox Newsbahwa pria bersenjata itu adalah seorang perwira penerbang Arab Saudi bernama Mohammed Saeed Alshamrani. Insiden penembakan itu mendorong banyak pejabat dan anggota Parlemen Amerika menyerukan pengawasan yang lebih dalam terhadap langkah-langkah keamanan dan pemeriksaan yang masuk ke pemilihan peserta asing dalam pelatihan.
Senator Rick Scott mengatakan di Twitter bahwa dia menyerukan “tinjauan penuh” terhadap program pelatihan Angkatan Laut setelah penyelidik mengatakan mereka sedang menjajaki kemungkinan bahwa serangan itu terkait dengan terorisme.
“Saya sangat khawatir bahwa penembak di Pensacola adalah warga asing dalam pelatihan di pangkalan AS. Hari ini, saya menyerukan peninjauan penuh atas program militer AS untuk melatih warga negara asing di tanah Amerika. Kita seharusnya tidak menyediakan pelatihan militer kepada orang-orang yang ingin kita celaka,” kata Scott.
Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan kepada wartawan bahwa meskipun prioritas pertamanya adalah mendukung penyelidikan yang sedang berlangsung dan menentukan motif penembak, ia juga mengatakan; “Saya ingin memastikan kami melakukan uji tuntas kami untuk memahami apa prosedur kami mengenai program pelatihan ini.”
“Apakah itu cukup dan itu mungkin tidak, itu mungkin pemeriksaan, apakah kita juga menyaring orang yang datang untuk memastikan bahwa mereka memiliki (kelayakan),” ujar Esper. “Anda tahu, kesehatan mental mereka sudah memadai. Jadi kita perlu melihat semua itu.”
[Sumber : Sindonews.com]