SinarPost.com, Palestina – Jet-jet tempur rezim zionis Israel kembali melanjutkan serangan militernya dengan menembakkan roket ke berbagai target di Jalur Gaza, Palestina. Ini merupakan kelanjutan agresi Israel terhadap rakyat Palestina
Sumber-sumber Palestina melaporkan, jet tempur rezim Zionis Israel Rabu (13/11/2019) malam membombardir wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza. Saksi mata melaporkan sejumlah ledakan di berbagai wilayah yang telah diblokade Israel itu selama puluhan tahun.
Rezim Zionis melancarkan putaran baru serangan militernya ke Jalur Gaza sejak Selasa pagi. Serangan Israel telah menyebabkan anggota senior sayap militer Jihad Islam Palestina, Saraya Al-Quds, Baha Abu Al-Ata bersama istrinya gugur. Kemudian Kelompok Jihad Palestina melancarkan aksi balasan dengan menembakkan lebih dari 340 roket dan rudal dari arah jalur Gaza ke berbagai wilayah Israel.
Jumlah korban tewas akibat gempuran udara Israel ke Gaza hingga kini mencapai 32 orang. Kementerian Kesehatan Gaza menyebut 16 korban tewas di antaranya merupakan anggota kelompok jihad setempat. Sementara di pihak Iasrael belum ada laporan resmi negara itu mengenai korban jiwa, namun pada Rabu kemarin dilaporkan belasan warga Isarael terluka akibat tembakan roket pasukan jihad Palestina dari Gaza.
Jalur Gaza berada dalam blokade total dari arah darat, udara, dan laut rezim Zionis Israel sejak 2006 yang menyebabkan timbulnya berbagai masalah bagi orang-orang Palestina yang berada di sana. Hingga kini ribuan warga Palestina telah gugur syahid dan terluka dalam serangan Israel di Jalur Gaza.
Bersatu Gempur Israel
Sekretaris Jenderal Jihad Islam Palestina, Ziyad Al-Nakhalah mengumumkan kesiapan semua kelompok perlawanan Palestina untuk menggempur rezim Zionis Israel.
Ziyad Al-Nakhallah dalam sebuah wawancara dengan televisi Al-Mayadeen mengatakan bahwa gerakan Jihad Islam telah memulai operasi bersama dengan kelompok-kelompok perlawanan Palestina lainnya pada hari Rabu dalam menghadapi serangan rezim Zionis.
“Sayap militer Jihad Islam (Saraya al-Quds) memiliki kemampuan untuk berperang menghadapi rezim Israel, dan bisa mengelola perang untuk waktu yang lama,” ujar Sekjen Jihad Islam Palestina.
Al-Nakhalah mengungkapkan bahwa rezim Zionis telah menyerukan penghentian perang, tetapi Jihad Islam menolaknya selama mereka untuk memenuhi persyaratan untuk menghentikan pembunuhan para komandan gerakan perlawanan Palestina, dan menolak untuk menembaki orang-orang Palestina dalam pawai “hak untuk kembali” dan mengakhiri blokade Gaza.
[Sumber : Pars Today]