SinarPost.com, Banda Aceh – Alokasi APBA yang diplotkan Pemerintah Aceh untuk Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Aceh periode 2019-2024 ramai dibicarakan publik Aceh. Lewat berbagai jejaring media sosial (medsos), masyarakat Aceh mempertanyakan alokasi APBA-P Tahun 2019 untuk KADIN Aceh yang nilainya miliaran.
Sodoran APBA untuk KADIN Aceh yang dipimpin H Makmur Badiman SE tersebut tersebar dalam berbagai paket, seperti pengadaan proyektor, pengadaan TV, Laptop, Kamera, pengadaan kenderaan operasional, pengadaan kenderaan minibus, Alat Tulis Kantor (ATK), hingga pengadaan kulkas. Total anggaran yang dialokasikan Pemerintah Aceh untuk KADIN mencapai Rp2,8 miliar lebih.
Angkat tersebut tergolong besar dan irasional. Nama-nama paket yang tercantum juga tergolong sangat aneh karena didalamnya termasuk pengadaan Kamera, TV, Laptop, ATK hingga Kulkas. Hal ini tentunya sangat miris dengan kondisi Aceh saat ini dimana kemisikinan yang masih cukup tinggi ditambah perekonomian yang lemah, namun Pemerintah Aceh menggelontorkan dana cuma-cuma yang begitu besar untuk KADIN dengan peruntukannya tidak jelas.
Ketua KADIN Aceh periode 1996-2003, H.M Dahlan Sulaiman ikut menanggapi terkait alokasi dana APBA untuk Kadin Aceh yang mencapai Rp2,8 miliar lebih itu. Dalam statementnya yang juga sedang viral di Facebook, Dahlan Sulaiman menyentil Pengurus KADIN Aceh saat ini yang menjadikan organisasi tersebut sebagai lahan mencari rezeki, bukan malah berkontribusi terhadap APBD Aceh.
Dia juga menyebut bahwa KADIN masa kepengurusannya tidak pernah meminta/menerima APBD, tapi justru berkontribusi terhadap pemasukan APBD Aceh. Selain itu juga banyak prestasi yang diukir dalam membangun ekonomi daerah dan tidak pernah tersirat bahwa KADIN dibiayai oleh APBN atau APBD.
“Saya hamoir 2 periode sebagai Ketua Umum KADIN Aceh, dan tidak pernah satu rupiah pun menerima Dana APBD tapi sebaliknya berkontribusi terhadap pemasukan APBD. Selain itu banyak banyak prestasi KADIN dalam membangun ekonomi daerah serta kerjasama internasional memprakarsai IMTGT,” tulis Dahlan Sulaiman.
“Saya tidak tahu apa prestasi KADIN sekarang setelah 15 tahun dijadikan lahan rezeki keluarga dan konco2 tertentu,” tambahnya.
Apa yang disampaikan Dahlan Sulaiman tersebut tentunya menjadi “pukulan” telak terhadap KADIN Aceh yang diketuai Makmur Budiman ini, pasalnya lembaga sebesar KADIN Aceh yang dipimpin oleh pengusaha kelas kakap itu ternyata masih “menyusui” APBA yang nilainya sangat fantastis. Seharusnya KADIN yang identik dengan organisasi para pengusaha menjadi motor penggerak ekonomi Aceh serta berkontribusi untuk menambah PAD Aceh, bukan malah menguras dan membebani APBA.
Di sisi lain, Pemerintah Aceh seperti pilih kasih dalam memberi bantuan untuk sebuah lembaga atau organisasi, pasalnya KADIN di tengah bergelimpangan ‘kue” APBA, lembaga semacam Ormas dan OKP justru luput dari bantuan pemerintah.