SINARPOST.COM, BANDA ACEH – Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menggelar Konferensi Internasional ‘The 3rd Syiah Kuala International Conference On Medicine and Health Sciences (SKIC-MHS)’.
Kegiatan yang mengangkat tema “A Legacy for Future Generations: The First 1000 Days of Life: Scientific to Community Based Approach” ini, dilaksanakan selama dua hari yaitu tanggal 9-10 Oktober 2019 di Gedung AAC Dayan Dawood. Acara tersebut dibuka langsung oleh Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng.
Ketua Panitia SKIC 2019 Prof. Mohd Andalas, Ph.D menjelaskan, SKIC adalah agenda tahunan FK Unsyiah yang bertaraf internasional. Kali ini, SKIC dilaksanakan bersamaan dengan The 2nd National Public Health Forum, and The 1st Family Medicine Forum. Kenferensi ini diikuti sebanyak 350 peserta dengan berbagai latar belakang.
“Konferensi ini memberikan kesempatan untuk bertukar pengetahuan dengan mengundang para ahli klinis dan kesehatan masyarakat, partisipasi pendidikan serta pengambil keputusan,” ucap Prof. Andalas.
Dekan Fakultas Kedokteran Unsyiah, Prof Maimun Syukri Sp PD.KGH- Finasim juga berharap dengan adanya konferensi tersebut semua pihak dapat berperan dalam melawan stunting dan verbagai penyakit lainnya di Aceh.
“Penanggulangan stunting bukan hanya orang kesehatan saja tapi semua stakeholders harus terlibat dalam program itu,” ujar Prof Maimun .
Sementara itu Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng mengatakan, Unsyiah sangat berterima kasih atas dukung semua pihak khususnya Kementerian Kesehatan sehingga terlaksananya konferensi ini. Rektor berharap, kegiatan ini bisa mendorong Unsyiah untuk berkiprah lebih baik lagi dalam upaya pembangunan kesehatan masyarakat.
Apalagi saat ini Kementerian Kesehatan memberikan kepercayaan kepada Fakultas Kedokteran Unsyiah untuk menurunkan angka stunting pada tiga Kabupaten di Aceh yaitu Aceh Timur, Aceh Barat dan Aceh Tengah.
“Kepercayaan ini menjadi tantangan tersendiri bagi Unsyiah. Kita lihat hasilnya dalam 2 atau 3 tahun ke depan. Meskipun fokus kita pada 3 kabupaten tersebut, namun perhatian Unsyiah untuk menurunkan angka stunting tetap pada seluruh kabupaten dan kota di Aceh,” ujar Rektor.
Rektor mengungkapkan, bahwa stunting dan kekurangan gizi menjadi masalah serus di Indonesia. Hal tersebut membuat anak-anak sulit bersaing ke depannya. Untuk itulah, Pemerintah Daerah harus menjadi ujung tombak untuk mengatasi masalah tersebut.
Caranya yaitu dengan melakukan koordinasi yang baik di jajaran pemerintahannya. Sebab saat ini semua desa telah memiliki dana desa mencapai Rp1 milyar, namun peraturan Mendagri punya aturan tersendiri terkait pengelolaan dana tersebut.
“Maka perlu adanya rembuk desa, karena berdasarkan peraturan Mendagri dana desa tidak mencakup penanganan stunting dan gizi buruk, padahal itu bisa dan boleh dilakukan,” ucap Rektor.
Hadir sebagai Keynote Speakers dalam acara tersebut Prof. Lynda Redwood Campbell dari Mc Master University Canada, Prof. Chen Hsin-Jen from Yang Ming dari University Taiwan, dan Prof. Zaleha Abdullah Mahdy from National University of Malaysia.
Pada kegiatan ini Unsyiah bersama 20 Perguruan Tinggi lainnya mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan, atas komitmen dan kerja samanya selama ini dalam upaya pembangunan kesehatan di Indonesia.