SINARPOST.COM, JEPANG – Menteri Pertahanan Jepang dalam sebuah jumpa pers mengatakan, kemungkinan besar Ansarullah Yaman atau lebih dikenal dengan Hauthi adalah pelaku serangan terhadap kilang minyak terbesar Arab Saudi, Aramco. Hal ini seakan Jepang menampik tuduhan tak berdasar Amerika Serikat yang menuduh Iran sebagai pelakunya.
Fars News (17/9/2019) seperti dikutip Pars Today melaporkan, Menhan Jepang, Taro Kono merespon tuduhan Presiden Amerika, Donald Trump terhadap Iran terkait serangan drone ke kilang minyak Saudi pada hari Sabtu (14/9) lalu, dan menuturkan kemungkinan besar Ansarullah Yaman lah yang menyerang kilang minyak Aramco.
Sebagaimana diberitakan koran Jepang, The Saga Shimbun, Menhan Jepang mengecam serangan ke kilang minyak Saudi, tapi pada saat yang sama membantah tuduhan Trump soal keterlibatan Iran dalam serangan tersebut.
Presiden Amerika, pada Senin (16/9) di laman Twitternya mengatakan, sepertinya Iran berada di balik serangan ke kilang minyak Saudi. Trump pun siap mengokang senjata untuk membalas serangan tersebut, namun beberapa saat kemudian menarik ucapannya dengan mengatakan tidak ingin berperang dengan siapapun.
Tidak Ada yang Ingin Perang
Seorang politisi Kuwait mengatakan, negara-negara Arab pesisir Teluk Persia tidak mencari persahabatan, tapi permusuhan. Menurutnya, tidak ada seorangpun yang bersedia berperang dengan Iran untuk membela negara-negara Arab Teluk Persia.
Fars News (17/9/2019) melaporkan, mantan anggota parlemen Kuwait tahun 2008, Nasser Al Duwailah memajang foto-foto kilang minyak Arab Saudi yang diserang ke akun Twitternya dan menulis, tidak ada seorangpun yang mau berperang dengan Iran untuk membela negara-negara Arab Teluk Persia.
Nasser Al Duwailah menambahkan, drone-drone Houthi menyerang 19 target, jika masing-masing drone membawa dua rudal, maka hanya satu rudal yang gagal mengenai target, dan tingkat akurasi tinggi ini tetap terjaga setelah menempuh jarak lebih dari ribuan kilometer.
Menurut Al Duwailah, tidak penting siapa yang melakukan penyerangan, Houthi atau Iran, satu serangan saja bisa menghentikan separuh produksi minyak Saudi.
Ia menegaskan, lihatlah akurasi tembakannya. Foto-foto ini dirilis CIA. “Apakah sekarang Anda paham, mengapa saya berteriak, dan siap dihukum, dan menerima penghinaan orang-orang bodoh. Anda pikir perang hanyalah guyonan?” tulis Nasser Al Duwailah seperti dikutip Pars Today.