SINARPOST.COM, ACEH BESAR – Fraksi Partai Aceh (PA) Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Besar memfasilitisi pertemuan warga dengan Direktur Umum PDAM Tirta Mountala terkait keluhan tersendatnya air bersih ke pemukiman warga, terutama warga Permata Punie, Darul Imarah dan sekitarnya. Pertemuan yang turut dihadiri warga Lhoknga dan Darussalam tersebut berlangsung pada Selasa (17/9/2019).
Juanda Djamal, selaku Ketua Fraksi PA menyampaikan inisiatif memfasilitasi pertemuan ini berangkat atas surat terbuka yang disampaikan oleh Fajri, warga Permata Punie di media sosial. “Forum ini bukan untuk mencari kesalahan atau saling menyalahkan, akan tetapi warga bersama dengan pemerintah terutama PDAM perlu bertemu langsung untuk mendengar kendala yang dihadapi dan mencari solusi bersama,” ujar Juanda Djamal saat membuka forum pertemuan tersebut.
“Mari kita bangun budaya partisipasi supaya semua pihak dapat mengerti dan memahami, serta ikut serta mencarikan solusi,” tambahnya, seraya mempersilahkan warga untuk menyampaikan langsung keluhannya.
Fajri, warga komplek Permata Punie, melaporkan bahwa pihaknya sudah mengalami kesulitan air bersih dalam dua minggu terakhir, dan sudah tidak mampu lagi menunggu air tengah malam. “Kami tahu bahwa sumber air di Mata Ie kering, tapi kami ingin penjelasan dari PDAM langkah apa yang sudah ditempuh supaya kami bisa kembali mendapatkan air bersih. Harus ada solusinya, ini yang kami harapkan,” ujarnya.
“Kami berterima kasih telah difasilitasi pertemuan ini. Kami sebagai warga sangat apresiasi, mohon PDAM bisa menjelaskan ke kami,” pinta Fajri.
Selain Fajri, Yulfan juga menyampaikan keluhannya melalui sosial media. Menanggapi keluhan Fajri dan Yulfan, Direktur Umum PDAM, Sulaiman mengatakan bahwa pihaknya akan terus berusaha untuk menjawab keluhan masyarakat, khususnya warga Darul Imarah dan sekitarnya.
Terkait masalah ini, lanjut Sulaiman, pihaknya akan melakukan dua langkah; pertama, menyiapkan mobil tangki untuk distribusikan ke bak penampungan di tempat-tempat umum, sehingga warga dapat mengakses tempat tersebut. “Setidaknya air untuk kebutuhan memasak dan mandi dapat teratasi sementara,” sebutnya.
Kedua, WTP Mata Ie selama ini mendisitribusikan air sebesar 150 liter/detik, sedangkan yang tersedia hari ini hanya 40 liter/detik. “Untuk itu kami akan hubungkan dengan WTP Pasie Lamgarot pada hari Rabu besok (hari ini – red) dengan kapasitas 40 liter/detik. Itu pun belum mampu memenuhi sebagaimana yang selama ini didistribusikan di WTP Mata Ie. Kemungkinan kita akan atur dengan system buka-tutup supaya semua warga mendapatkan air bersih,” ungkap Sulaiman.
“Kita juga terus mencari sumber-sumber air lainnya, dan bahkan sedang mencarikan akar masalah kenapa sumber Mata Ie bisa kering,” pungkas Sulaiman.
Menanggapi penjelasan tersebut, salah seorang pimpinan DPRK Aceh Besar, Bakhtiar ST mempertegaskan bahwa PDAM dan masyarakat perlu mencarikan sumber masalah secara bersama, dan semua kemungkinan perlu ditelusuri bersama. “Apakah karena kemarau yang panjang, keringnya sumber-sumber serapan air di hutan, dan apakah ada faktor lainnya. Jadi, kami dari legislatif sangat mendukung sekali supaya forum bersama ini dapat mencarikan solusi, kita dukung penuh,” ujar Bakhtiar.
Aidil, masyarakat Lhoknga yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, menyampaikan bahwa warga di Gampong Naga Umbang pada umumnya sumur mereka mengalami kerusakan. “Jadi ini ada masalah lainnya yang juga perlu dicarikan solusi,” ujarnya.
Gunawan, anggota fraksi PA Dapil 2 membenarkan apa yang disampaikan oleh Aidil. “Saya berjanji akan menindak lanjut ke lapangan secepatnya untuk mengecek laporan ini dan perlu ada langkah konkrit supaya keluhan warga ini mendapatkan solusinya,” ungkap Gunawan.
Diakhir pertemuan, Juanda Djamal meminta kesepakatan dengan seluruh peserta untuk memastikan tindak lanjutnya forum ini. “Kita membentuk forum komunikasi warga peduli air bersih, forum ini nantinya dibuat grup whatapps dan diharapkan menjadi forum untuk saling berkomunikasi atas kepedulian air bersih bersama,” tutup Juanda Djamal.