SINARPOST.COM – Pemerintah Indonesia telah mengumumkan pemindahan ibukota negara dari Jakarta ke Pulau Kalimantan. Presiden Jokowi menargetkan ibukota baru yang terletak di antara Kabupaten Penajam Pasir Utara dan Kabupaten Kutai Kartenagara, Provinsi Kalimantan Timur itu akan resmi ditempati pada tahun 2024, atau akhir masa kepemimpinannannya.
Kebutuhan biaya pembangunan ibukota ke pulau yang dihuni tiga negara (Indonesia-Malaysia-Brunei Darussalam) yang berjarak sekitar 1.400 kilometer dari Jakarta itu ditaksir mencapai Rp466 triliun. Biaya ini bersumber dari APBN sebesar 19 persen. Sementara sisanya akan diperoleh melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KBBU), dan investasi langsung swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pemindahan ibukota negara tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian Indonesia, serta mempercepat pemerataan pembangunan seperti yang berhasil dilakukan oleh beberapa negara lain di dunia.
Ada banyak negara yang telah melakukan pemindahan ibukota dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Sinarpost.com mencoba merangkum lima negara yang sukses besar setelah memindahkan ibukota negaranya, berikut uraiannya:
1. Jepang
Jepang terakhir kali melakukan pemindahan ibukota pada pertengahan abad ke-19 dari Kyota ke Tokyo. Pemindahan ibukota Jepang saat itu tujuannya juga untuk pemerataan pembangunan dan ekonomi. Lalu bagaimana jadinya sekarang?
Seperti telah kita ketahui bersama pemindahan ibukota di Jepang ini sangatlah sukses. Tokyo telah berkembang menjadi pusat ekonomi negeri sakura itu, bahkan dunia. Sementara Kyoto sukses bertransformasi menjadi kota budaya, hingga dinobatkan sebagai salah satu destinasi paling favorit para wisatawan manca negara.
2. Australia
Australia menetapkan Canberra sebagai ibukota negara pada tahun 1913. Canberra hadir untuk menengahi perebutan sebagai ibukota antara dua kota besar saat Australia bersatu tahun 1901, yaitu Melbourne dan Sydney. Kota Canberra dirancang sebagai pusat pemerintahan, dan dibangun sebagai sebuah kota untuk 400.000 jiwa penduduk. Namun saat ini jumlah penduduk di Canberra sudah mencapai 410.301 jiwa lebih. Canberra adalah kota pedalaman terbesar sekaligus kota terbesar ke-8 di Australia. Kota ini terletak di ujung utara Australian Capital Territory, 280 km sebelah barat daya Sydney dan 660 km sebelah timur laut Melbourne.
Sebelum Canberra, kota terkenal Melbourne merupakan ibukota Australia. Namun merasa kapasitas kota yang membeludak, Australia melakukan pemindahan besar-besaran dari semua aset dan bangunan penting ke Canberra. Sekarang kedua kota ini tetap bersinar dengan caranya masing-masing. Melbourne tetap menjadi pusat perekonomian dan bisnis di Australia bersama kota Sidney, sementara Canberra mendapatkan predikat kota paling nyaman untuk ditinggali di dunia.
3. Brazil
Ibukota Brazil saat ini adalah Brasilia. Sebelumnya ibukota negara yang menjadi kiblat sepakbola dunia itu adalah Rio de Janeiro. Brasilia hanya membutuhkan waktu pembangunan selama 41 bulan antara tahun 1956 hingga 1960, dan kini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat dengan lebih dari tiga juta orang tinggal di sana. Brasilia juga memiliki PDB per kapita tertinggi di antara kota-kota besar Amerika Latin.
4. Kazakhstan
Kazakhstan adalah negara yang merdeka setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Meski umur negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini masih tergolong muda, namun Kazakhstan ternyata telah melakukan pemindahan ibukota. Saat merdeka dari Uni Soviet, Ibukota Kazakhstan adalah Almaty, namun pada tahun 1997 pemimpin negara itu memindahkan ibukota ke Astana dan secara resmi menjadi ibukota Kazakhstan pada 10 Juni 1998.
Perpindahan Ibukota Kazakhstan dari Almaty di bagian selatan ke Astana di bagian utara negara itu disebabkan karena Almaty hanya memiliki sedikit ruang untuk berkembang, risiko besar untuk mengalami gempa bumi, dan sangat dekat dengan negara lain yang baru merdeka, yakni Kyrgyzstan.
Astana kini telah berubah secara positif menjadi kota pusat ekonomi dan politik Kazakhstan. Keberhasilan Astana juga ditandai dengan semakin banyaknya gedung-gedung pencakar langit dan dihuni lebih dari satu juta jiwa penduduk. Luas kota Astana yang semula 258 km persegi juga telah bertambah menjadi 800 km persegi.
Pada 20 Maret 2019, untuk menghormati Presiden Nursultan Nazarbayev yang mengundurkan diri setelah menjabat selama hampir 30 tahun, Astana diubah namanya menjadi Nursultan. Perubahan nama ini berawal dari Presiden interim Kassym-Jomart Takayev yang mengusulkan perubahan nama ibukota ke Parlemen Kazakhstan pada 19 Maret 2019. Melalui pemungutan suara, secara resmi ibukota Kazakhstan berubah nama dari Astana menjadi Nursultan.
5. Malaysia
Pada tahun 1999, pemimpin Malaysia melihat Ibukota Kuala Lumpur keadaannya mulai disesaki kendaraan hingga menyebabkan kemacetan dimana-mana, dan disaat bersamaan perekonomian juga mulai merosot. Melihat kondisi tersebut, kebijakan pemindahan infrastruktur penting negara ke daerah lain di luar Kuala Lumpur pun diambil.
Meski hanya memindahkan tempat administrasi negara dari Kuala Lumpur ke Putrajaya, namun hasilnya memuaskan. Perekonomian Malaysia melonjak secara drastis, Putrajaya juga menjadi tempat nyaman untuk ditinggali, sementara Kuala Lumpur tetap eksis sebagai pusat ekonomi negeri jiran tersebut.
**
Itu lah lima negara yang sukses besar setelah memindahkan ibukota negaranya menurut Sinarpost.com. Semoga Indonesia nantinya juga sukses mengikuti jejak negara-negara tersebut setelah resmi memindahkan ibukota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Bukan hanya sekedar aman dan nyaman untuk ditinggali, tapi juga mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di Indonesia.