SINARPOST.COM, TURKI – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengutuk Israel dan sekutunya atas “teror di Palestina”. Erdogan menyatakan menentang siapapun yang berada di pihak Israel (mengacu pada Amerika Serika) yang membela tindakan negara Yahudi itu terhadap pembantaian rakyat Palestina.
“Kami tidak menyetujui pembungkaman atas teror negara yang dilakukan Israel secara terang-terangan di Palestina,” demikian kata Erdogan baru-baru ini saat berbicara dengan pejabat senior Partai Keadilan dan Pembangunannya di Ankara, seperti dilansir Russia Today, Selasa (30/7/2019) mengutip Stasiun Telivisi (TV) Iran, Press TV.
Pasukan Israel terus melancarkan serangannya terhadap rakyat Palestina, serta menggusur rumah mereka di daerah-daerah pendudukan. Serangan negara yahudi tersebut bukan hanya menyasar gerakan perlawanan HAMAS tapi juga membunuh puluhan anak-anak Palestina yang tidak berdausa. Berdasarkan laporan PBB yang dirilis pada Jumat lalu, serangan Pasukan Israel pada tahun 2018 menewaskan 56 anak-anak Palestina dan melukai hampir 2.700 lainnya. Jumlah anak-anak Palestina yang terbunuh pada 2018 adalah yang tertinggi sejak 2014, ketika Israel melancarkan perang sepihak terakhirnya melawan HAMAS di Gaza.
Dewan Keamanan PBB baru-baru ini juga berusaha mengecam pembongkaran 10 gedung Apartemen Palestina di wilayah Wadi Hummus, wilayah yang diduduki Israel. PBB telah merancang sebuah resolusi yang mengutuk penghancuran pemukiman Palestina karena akan merusak kelangsungan solusi dua negara dan prospek untuk keadilan, dan perdamaian abadi, namun resolusi tersebut di veto Amerika Serikat (AS) yang membela Israel.
Presiden Turki, Erdogan telah menjadi kritikus sengit terhadap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu dan pemerintahnya. Erdogan mengecam PM Israel yang saat ini terperangkap dalam banyak korupsi dan penyelidikan suap, dengan menyebut sebagai “pencuri yang memimpin Israel” dan “tiran yang membantai anak-anak Palestina”.
Ketika Israel mengadopsi hukum “Negara Yahudi” yang kontroversial, Erdogan menyamakan gerakan itu dengan “roh Hitler yang bangkit kembali di antara beberapa pejabat Israel.”
Komentar Erdogan tersebut juga dapat ditafsirkan sebagai penggalian di Washington, setelah AS membekukan Turki dari program jet tempur siluman F-35 karena membeli sistem rudal canggih S-400 buatan Rusia, yang dinilai Washington sebagai pengkhianatan terhadap kepentingan keamanan NATO .
Sementara Pemerintahan Trump telah memperjelas bahwa Ankara dapat bergabung kembali dengan program mahal (F-35) jika ia membuang peralatan Rusia, akan tetapi Erdogan malah mengisyaratkan bahwa ia siap untuk menjauhkan Turki dari pasar senjata Amerika. Erdogan secara terbuka juga mempertimbangkan pembatalan pesanan 100 jet tempur canggih itu.