SINARPOST.COM, AS – Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada hari Kamis bahwa ia bersedia pergi ke Iran untuk mengadakan pembicaraan di tengah-tengah ketegangan antara Teheran dan Washington, tetapi di sisi lain Pompeo juga meminta Jepang, Inggris dan negara-negara lain untuk bergabung dengan pasukan maritimnya untuk menjaga kapal tanker minyak berlayar melalui Selat Hormuz.
Ditanya apakah dia mau pergi ke Teheran, Pompeo mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg TV: “Tentu. Jika itu panggilannya, saya dengan senang hati pergi ke sana (Iran). Saya akan menyambut baik kesempatan untuk berbicara langsung kepada orang-orang Iran,” kata Pompeo seperti dilansir Reuters, pada Jumat (26/7/2019).
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat telah meningkat sejak tahun lalu, ketika Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir Iran — secara resmi disebut Rencana Aksi Komprehensif Gabungan — yang dinilai Trump tidak cukup kuat untuk menekan Iran. Selain keluar dari perjanjian nuklir Iran, Washington juga menerapkan kembali sanksi terhadap Teheran.
Trump dan para pemimpin Iran secara terbuka sama-sama mengatakan kemungkinan dilakukannya pembicaraan, tetapi prospek untuk dialog tampak surut pada Rabu kemarinketika penasihat militer terkemuka untuk Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Teheran tidak akan bernegosiasi dengan Washington dalam keadaan apa pun.
Hubungan antara kedua negara telah meningkat selama tiga bulan terakhir setelah serangan terhadap kapal tanker minyak di Selat Hormuz di lepas pantai Iran, dan puncaknya saat Iran menembak jatuh pesawat pengintai canggih AS di atas perairan teluk Persia.
Bentuk Koalisi Maritim Dunia
Disamping membuka peluang pembicaraan damai antara AS dan Iran, Mike Pompeo dalam wawancara terpisah yang disiarkan oleh Fox News, mengatakan bahwa Washington telah meminta Jepang, Prancis, Jerman, Korea Selatan, Australia, dan negara-negara lain untuk bergabung dengan inisiatif keamanan maritim yang direncanakan di Timur Tengah untuk mengamankan perairan Teluk Persia dan Selat Hormuz dari ancaman yang ditimbulkan oleh Iran.
“Setiap negara yang memiliki kepentingan untuk memastikan bahwa saluran air terbuka dan minyak mentah dan produk lainnya dapat mengalir melalui Selat Hormuz, perlu berpartisipasi,” kata Pompeo seperti dikutip Reuters.
Seorang diplomat senior di Jepang, sekutu utama Washington, mengatakan kepada Reuters bahwa Pompeo telah berbicara dengan Perdana Menteri Shinzo Abe melalui telepon pada hari Jumat, tetapi Jepang tidak dalam posisi untuk memutuskan apakah akan bergabung dengan pasukan maritim dunia sebelum AS memberikan cetak biru tentang bagaimana operasi semacam itu akan bekerja.
"Kami tidak tahu ke mana mereka ingin memimpin," kata Diplomat Jepang, yang tidak ingin disebutkan namanya karena ia tidak berwenang untuk berbicara dengan media.
Komentar Pompeo datang setelah Iran pada Rabu kemarin menembak sebuah proyektil yang diduga rudal balistik jarak menengah dengan jarak sekitar 1.000 km (620 mil). "Tes itu tidak menimbulkan ancaman terhadap pengiriman atau personel AS di wilayah tersebut," kata seorang pejabat pertahanan AS yang berbicara dengan syarat anonim.