SINARPOST.COM, IRAN | Di tengah embargo dan tekanan yang terus meningkat yang dilancarkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya terhadap Iran, termasuk upaya serangan cyber terhadap program rudalnya, Iran sejauh ini masih mampu berdiri kokoh.
Baru-baru ini, Iran menyatakan bahwa negaranya berhasil menggagalkan 33 juta serangan cyber yang dialamatkan terhadap berbagai situs penting, termasuk fasilitas nuklir dan rudal.
Menteri Komunikasi dan Teknologi Informasi Republik Islam Iran, Mohammad Javad Azari Jahromi mengkonfirmasikan keberhasilan negara itu dalam menggagalkan 33 juta serangan cyber sejak Maret 2018 hingga Maret 2019.
“Kami telah menghadapi terorisme dunia maya, seperti Stuxnet, dan unilateralisme AS, seperti sanksi, untuk waktu yang lama,” kata Azari dalam akun Twitter resminya, Senin (24/6/2019) seperti dikutip dari kantor berita Iran, IRNA.
Terlepas dari semua kampanye intensif mereka, kata Azari, musuh-musuh telah gagal dalam melakukan serangan terhadap Iran.
Dia mengatakan bahwa Iran menjinakkan semua serangan dunia maya di negara itu tahun lalu oleh perisai pertahanan Dejfa.
Dejfa adalah proyek pertahanan keamanan untuk jaringan informasi nasional yang menyediakan layanan keamanan yang dibutuhkan oleh bisnis swasta dan milik negara.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dilaporkan menyetujui serangan cyber untuk melumpuhkan sistem komputer Iran yang digunakan untuk mengendalikan peluncuran roket dan rudal. Hal ini diungkapkan oleh sejumlah sumber yang mengetahui masah ini.
Serangan cyber tersebut diluncurkan pada Kamis lalu oleh personel Komando Cyber AS setelah Iran diduga melakukan serangan terhadap dua kapal tanker minyak di Teluk Oman awal bulan ini.
“Serangan terhadap Korps Garda Revolusi Islam dikoordinasikan dengan Komando Pusat AS, organisasi militer dengan lingkup kegiatan di seluruh Timur Tengah,” kata sumber tersebut yang berbicara dengan syarat anonim, seperti dikutip dari New Zealand Herald, Minggu (23/6/2019).