SINARPOST.COM, ACEH BESAR | Belasan pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Aceh Besar menyatakan mudur dari partai yang dipimpin Grace Natalie. Setelah mundur dari PSI, selanjutnya mereka mendeklarasikan diri bergabung dengan Partai Aceh (PA).
Pengunduran diri dari PSI serta pernyataan ikrar bergabung dengan Partai Aceh tersebut disampaikan langsung oleh Ketua PSI Aceh Besar, Eka Panca Oktian dihadapan ribuan masa Partai Aceh saat berlangsungnya kampanye Caleg DPRA Partai Aceh Sulaiman SE di komplek wisata Wahana Impian Malaka (WIM) 69, yang berlokasi di Gampong Lam Ara Engkiit, Kecamatan Kuta Malaka, Aceh Besar, Sabtu (13/4/2019).
“Hari ini saya atas nama Eka Panca Oktian, Ketua PSI Aceh Besar dengan penuh kesadaran menyatakan mundur dari Partai PSI, dan secara resmi bergabung dengan Partai Aceh,” ucap Oktian yang turut didampingi belasan kader PSI lainnya.
Setelah menyatakan mundur dari PSI, Bendahara DPW PA Aceh Besar yang juga pemilik WIM 69, Azwir Basyah selanjutnya memakaikan baju Partai Aceh kepada Eka Panca Oktian, tanda resmi menjadi kader Partai Aceh. Pemakaian baju PA kepada Oktian turut disaksikan oleh Caleg DPRA Partai Aceh nomor urut 13, Sulaiman SE serta sejumlah kader Partai Aceh lainnya.
Belasan eks kader PSI lainnya, dalam kesempatan tersebut juga langsung memakai baju Partai Aceh dengan penuh kebahagian.
Kepada Sinarpost.com, Oktian mengatakan bahwa pengunduran dirinya dari Partai PSI serta belasan lainnya resmi atas kesadaran mereka sendiri, dan sama sekali tidak ada unsur pemaksaan dari siapapun. “Terkait pengunduran kami ini juga telah saya sampaikan ke pengurus DPP PSI di Jakarta,” sebutnya.
Saat disinggung alasan dibalik pengunduran dirinya dari PSI, Oktian menjelaskan bahwa pihaknya kecewa atas sikap Ketua Umum PSI yang dengan tegas menolak Perda Syariah, padahal Aceh merupakan provinsi yang menerapkan syariat Islam.
“Tentu kebijakan Ketua Umum PSI yang menolak Perda Syariah, bertentangan dengan nurani kita yang tinggal di Aceh, karena daerah kita ini adalah daerah yang menerapkan syariat Islam. Aceh adalah contoh bagi daerah lain dalam implementasi nilai-nilai Islam. Jadi penolakan terhadap Perda Syariah sangat melukai kita yang di Aceh. Karena itu kita memutuskan mundur dari Partai PSI,” tegasnya.
Sementara alasan kami bergabung dengan Partai Aceh, lanjut Oktian, karena Partai Aceh salah satu partai yang konsisten dalam memperjuangkan syariat Islam. Selain itu, Partai Aceh juga komit terhadap pembangunan Aceh, dimana baru dua periode terlibat dalam pemerintahan telah banyak berbuat untuk mensejahterakan masyarakat.
“Harus diakui, Partai Aceh merupakan salah satu partai yang konsern terhadap penerapan syariat Islam. Selain itu, Partai Aceh selama ini juga telah memberi kontribusi besar terhadap pembangunan Aceh, baik dalam mensejahterakan masyarakat maupun pembangunan infrastruktur. Atas dasar itulah kami tidak ragu memilih bergabung dengan Partai Aceh,” ungkapnya.
Bendahara DPW PA Aceh Besar, Azwir Basyah dalam sambutannya mengatakan menyambut baik bergabungnya belasan eks kader PSI ke Partai Aceh. Disebutnya, Partai Aceh adalah partai yang sangat terbuka terhadap semua masyarakat Aceh yang ingin bergabung.
“Bergabungnya belasan eks kader PSI dengan Partai Aceh tentu menjadi sebuah kebanggaan bagi kami. Mereka memilih bergabung dengan Partai Aceh tentu punya alasan yang mendasar, bahwa Partai Aceh adalah partai yang konsisten terhadap penerapan syariat Islam. Partai Aceh juga satu-satunya partai yang berdiri tegak dalam membela hak-hak masyarakat Aceh seperti yang tertuang dalam UUPA. Partai Aceh juga telah memberi bukti nyata terhadap pembangunan Aceh semenjak keikutsertaan dalam pemilu tahun 2009 lalu,” demikian pungkas Azwi Basyah.