SINARPOST.COM | Mitos ”kalau belum kena kudis, belum jadi santri” sudah menjadi tren di kalangan pesantren. Mitos tersebut tentu bukan hal yang asing bagi anda yang pernah mondok di pesantren, meski itu belum tentu benar adanya.
Kudis atau bahasa medisnya ‘scabies’ merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh serangga/kutu. Biasanya akan menimbulkan rasa gatal pada kulit.
Tentu pembicaraan penyakit kudis bukan hanya populer di kalangan pesantren, di kalangan masyarakat umum juga sering membicarakan penyakit tersebut, karena memang sering terjadi di masyarakat.
Menteri Kesehatan (Menkes), Nila Moeleok menyarankan kepada semua kalangan masyarakat agar segera mengunjungi pusat kesehatan saat diserang kudis. Hal ini disampaikannya saat berkunjungang ke Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (27/3/2019).
Menkes mengharapkan agar masyarakat sadar akan kesehatan, dan kedepannya Indonesia bisa bebas dari yang namanya penyakit kudis.
“Ketika terkena kudis segara kunjungi Pusat Kesehatan Pesantren (Puskestren) untuk diobati,” ujar Menkes Nila Moeleok.
Khusus di kalangan santri, Menkes meminta peran serta pihak pesantren untuk mengawasi kebersihan santri dan edukasi perilaku hidup sehat secara berkala. Hal ini diperlukan agar para santri terbebas dari kudis (scabies).
”Tolong jangan ada lagi santri yang mengidap kudis, karena para santri ini merupakan generasi penerus bangsa. Jadi harus sehat dan cantik,” harapnya.
”Kebersihan adalah sebagian dari iman, maka dari itu para santri harus selalu menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan pesantren, terutama di kamar asrama dan kamar mandi,” tambah Menkes berpesan.