SinarPost.com – Spanyol, salah satu negara barat yang paling gencar mengutuk genosida Israel di Gaza dan dengan lantang menyuarakan kemerdekaan Palestina terancam dikeluarkan dari aliansi militer NATO.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, seharusnya Spanyol dikeluarkan dari blok militer karena gagal memenuhi target anggaran pertahanan baru sebesar 5%.
Trump yang mempelopori peningkatan anggaran tersebut, mengklaim ia telah mengamankan komitmen ini dalam KTT NATO bulan Juni lalu.
Trump membahas isu ini dalam pertemuan dengan Presiden Finlandia Alexander Stubb di Ruang Oval pada Kamis (9/10/2025). Ia membanggakan komitmennya terhadap target pengeluaran baru yang “hampir bulat” bagi anggota NATO.
“Kita punya satu orang yang tertinggal. Dia adalah Spanyol,” kata Presiden AS, seraya menambahkan bahwa “mereka tidak punya alasan untuk tidak melakukan ini. Mungkin Anda harus mengusir mereka dari NATO, sejujurnya,” kata Trump.
Presiden AS telah berulang kali menuduh anggota NATO tersebut gagal menanggung beban anggaran militer secara adil, bahkan selama masa jabatan pertamanya. Sejak kembali menjabat pada bulan Januari, ia telah mengintensifkan tuntutan agar anggota blok Eropa tersebut membelanjakan lebih banyak anggaran untuk pertahanan.
Dorongannya mencapai puncaknya pada pertemuan puncak bulan Juni di Den Haag, di mana anggota NATO berkomitmen untuk meningkatkan anggaran pertahanan hingga 5% dari PDB mereka setiap tahunnya pada tahun 2035. Trump memuji pertemuan tersebut sebagai “pertemuan yang paling bersatu dan produktif dalam sejarah.”
Tidak semua anggota blok senang dengan perkembangan tersebut. Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico, mengatakan setelah pertemuan tersebut bahwa negaranya mampu memenuhi tuntutan NATO bahkan tanpa peningkatan anggaran yang substansial, dan menyoroti “prioritas lain” pemerintahannya .
Spanyol muncul sebagai penentang terkuat terhadap peningkatan anggaran tersebut. Perdana Menteri Pedro Sanchez mengatakan ia telah mendapatkan pengecualian untuk Madrid menjelang KTT, sementara negara tersebut mengusulkan target anggaran pertahanan yang lebih rendah, yaitu 2,1% dari PDB. Tahun lalu, Spanyol mengalokasikan porsi terkecil dari PDB-nya untuk pertahanan di antara negara-negara anggota NATO, yaitu sekitar 1,3%.
Setelah pertemuan puncak bulan Juni, Menteri Pertahanan Spanyol Margarita Robles menganggap target pengeluaran sebesar 5% sebagai “sesuatu yang sama sekali tidak mungkin.”
“Tidak ada industri yang mampu menanganinya,” ujarnya saat itu, dengan alasan bahwa perusahaan pertahanan Eropa kekurangan tenaga kerja terampil dan bahan baku yang dibutuhkan untuk memperluas produksi, bahkan jika pemerintah menyediakan dana yang diperlukan.
Sumber : Russia Today




