SINARPOST.COM | Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) terus memanas setelah Washington menarik diri dari perjanjian nuklir Iran 2015. Ketegangan pun memuncak saat AS memberlakukan sanksi sepihak terhadap Iran, yang klimaksnya AS mengerahkan pasukan dalam skala besar ke dekat perairan Iran, serta Iran menembak jatuh pesawat canggih tanpa awak AS dibatas Selat Hormuz.
Apakah Iran akan menyerah di bawah tekanan Amerika? Jangan berharap ini akan terjadi. Iran sudah mulai terbiasa hidup di bawah sanksi ekonomi Amerika dan tetap berhasil mengejar kepentingan mereka sendiri baik di dalam maupun di luar negeri terlepas dari adanya pembatasan yang berkaitan dengan konflik AS Iran terkini.
Pemerintah Iran dapat mengandalkan dukungan substansial dari dalam negeri dan pasukan tentara yang kuat—termasuk angkatan paramiliter bantuan—dengan akses untuk angkatan udara, darat, dan laut.
Iran juga memiliki pasukan penjaga khusus revolusioner yang terlatih menghadapi perang nonkonvensional. Terlepas dari dampak ekonomi yang dirasakan dan ketidakpuasan masyarakat, tidak ada tantangan yang secara legitimasi menjadi masalah bagi pemerintahan Teokrasi Iran. Bahkan, konflik AS Iran yang kemungkinan akan berlangsung lama, telah mendorong aktor internasional dan regional untuk terus-menerus waspada.
Contohnya, mengingat dekatnya Iran dengan perbatasan, Rusia telah memilih untuk ikut andil dalam hubungan di wilayah Asia Barat; mereka berusaha untuk menampung dampak dari konflik AS Iran pada keamanan nasional mereka sendiri. Hasilnya, kebijakan luar negeri Rusia ikut andil dalam krisis tersebut yang dapat dilihat pada tiga fokus area. Selengkapnya Klik Disini