Iklan Sinar Post
Dunia  

Presiden Filipina Tantang Amerika Nyatakan Perang Terhadap China

SINARPOST.COM, FILIPINA | Jika Washington ingin Filipina memerangi China, militer Amerika Serikat (AS) harus datang dan melepaskan tembakan pertama. Hal itu dikatakan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, menuduh AS menggunakan sekutunya di Asia Tenggara itu sebagai umpan untuk Beijing.

“Selalu ada Amerika yang mendorong kita, menghasut kita … membuat saya jadi umpan. Apakah Anda pikir orang Filipina, cacing tanah?” kata Duterte dalam pidato di provinsi Leyte.

“Sekarang saya katakan, Anda bawa pesawat Anda, kapal Anda ke Laut China Selatan. Lepaskan tembakan pertama dan kami ada di sini di belakang Anda. Silakan, mari kita berperang,” tambahnya. 

“Apa Anda ingin masalah? Oke, mari kita lakukan,” tukasnya seperti disitir dari Russia Today, Selasa (9/7/2019).

Pernyataan itu muncul ketika pemerintah di Manila mendapatkan tekanan dari AS untuk lebih keras terhadap China dan ekspansi maritim Beijing di Laut China Selatan, khususnya di pulau-pulau yang diklaim Manila sebagai milik mereka.

Duterte mengatakan bahwa AS tahu jika China membangun pulau buatan, mencatat bahwa Angkatan Laut AS memiliki Armada Ketujuh yang ditempatkan di Jepang.

“Mengapa mereka tidak mengirimnya ke Spratly dan berkata, ‘Hai teman-teman, kamu tidak seharusnya membangun pulau buatan di laut lepas, yang sebenarnya dilarang oleh hukum internasional dan faktanya kamu membangunnya di dalam zona ekonomi eksklusif dari teman kita, orang Filipina?” tanya Duterte. 

“Mereka meninggalkan mereka untuk membangunnya, sekarang semuanya ada di sana. Semua senjata ada di sana, semua rudal dipasang,” imbuhnya.

Bulan lalu, sebuah kapal nelayan Filipina ditabrak dan ditenggelamkan oleh kapal China, dengan 22 anggota awaknya kabur menyelamatkan dari dalam apa yang oleh militer Filipina digambarkan sebagai “tabrak lari” di laut. Mereka semua akhirnya diselamatkan oleh kapal Vietnam. 

Duterte menganggap insiden itu sebagai “kecelakaan kecil maritim,” menyerukan Beijing untuk menahan diri tetapi menolak untuk memperburuk situasi.

“Kita tidak akan pernah bisa memenangkan perang dengan China,” tegas Duterte. 

“Aku tidak akan memerintahkan prajuritku untuk pergi ke mulut neraka untuk mati tanpa perlawanan. Aku tidak bisa melakukan itu,” sambungnya.

Diberikan kekuasaan selama 20 tahun, ia dapat memiliki lima rudal jelajah plus meriam di setiap desa, tetapi itu tidak terjadi, Duterte menambahkan, berharap China tidak akan berlebihan.

Ini bukan pertama kalinya Duterte mengucapkan kata-kata kasar untuk sekutunya, Amerika. Pada bulan Mei, ia menuduh AS terlalu suka memerintah dan tidak terhormat karena mengingkari perjanjian senjata. Washington menolak keras penjualan 26.000 senapan untuk polisi nasional Filipina pada tahun 2016, menyuarakan keprihatinan hak asasi manusia.

Ribuan orang telah dibunuh di luar proses hukum sejak Duterte meluncurkan perang melawan narkoba setelah menjadi presiden, menurut kelompok hak asasi manusia Barat. Amnesty International bahkan menyerukan untuk menginvestigasi Duterte atas kejahatan terhadap kemanusiaan.

Sebuah jajak pendapat yang dirilis pada hari Senin menunjukkan rekor popularitas untuk Duterte, dengan 80 persen menyetujui kinerjanya dan hanya 12 persen tidak puas, dua poin lebih tinggi dari rekor sebelumnya yang ditetapkan pada Juni 2017 dan diulang pada bulan Maret tahun ini. [Sindonews.com]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *