PEMA Akan Ekspor Cangkang Sawit ke Jepang dan Bangun Industri Minyak Goreng di Aceh

Sadikin Nugraha (kanan), Manajer Industri dan Perdagangan PT. Pembangunan Aceh (PEMA).

SinarPost.com, Banda Aceh – PT. Pembangunan Aceh (PEMA), badan usaha milik Pemerintah Aceh berencana membangun industri minyak goreng tahun 2025 mendatang.

Manajer Industri dan Perdagangan PT. PEMA, Sadikin Nugraha menjelaskan program membangun industry minyak goreng merupakan upaya ekspansi bisnis untuk kmejauan dan kesejahteraan masyarakat Aceh.

Sadikin mengatakan, saat ini PT. PEMA tengah melakan pemetaan bisnis dan penawaran terkait pembangunan industry minyak goreng di Serambi Mekkah, dimana jika tidak ada aral melintang, industry tersebut bias dibangun tahun 2025 mendatang.

“Dari pemetaan bisnis dan penawaran yang telah dilakukan oleh PT PEMA, untuk membangun satu industri pengolahan minyak goreng, diperlukan biaya sekitar Rp 150 Milyar dengan target produksi sekitar 80 ribu ton,” ujar Sadikin dalam Forum Group Discussion (FGD) tentang “Menyukat Tantangan dan Peluang Hilirisasi Kelapa Sawit di Aceh yang digelar oleh Forum Jurnalis Ekonomi Aceh (JEA), Jumat (11/10/ 2024) di Banda Aceh.

Menurut Sadikin, PEMA telah melakukan kajian mendalam terkait proyek ini, meskipun masih menghadapi tantangan dalam mendapatkan pasokan CPO (Crude Palm Oil).

“Kita hanya membutuhkan 5-10 persen dari total produksi CPO, atau sekitar 80 ribu ton per bulan. Dengan itu, pabrik minyak goreng yang kita rancang bisa memproduksi antara 50-100 ribu ton per bulan,” kata Sadikin.

Menjawab permasalahan hilirisasi, Sadikin Nugraha mengakui ada beberapa kendala saat melakukan pedalaman terkait ketersediaan bahan baku kelapa sawit.

Ia menyebutkan, perusahaan yang menghasilkan CPO, telah memiliki kontrak jangka panjang dengan industry dari luar Aceh. “Jadi ini perlu perhatian dan pendekatan khusus agar kita dapat memiliki industry hilir terutama pengolahan minyak goreng” ungkapnya.

Sadikin menambahkan, “Untuk saat ini, kita sedang berupaya mempersiapkan ekspor cangkang ke Jepang. Dengan target mencapai 100 ribu ton dalam setahun melalui pelabuhan Krueng Geukuh, Lhokseumawe pada tahun 2025,” bebernya

Diketahui total potensi produksi cangkang sawit di Aceh mencapai 800 ribu ton per tahun. “Nantinya pihak yang melakukan ekspor adalah anak perusahaan PEMA, yakni Global Servis (PGS yang fokus di bidang jasa dan perdagangan. Dari ekspor tersebut, keuntungannya akan kembali ke daerah dengan perkiraan kontribusi mencapai 7-8 persen,” katanya.

“Setelah tahap awal tersebut selesai, PT PEMA akan focus pada tahap berikutnya, yaitu membangun Industri Hilir Kelapa Sawit, dengan membangun pabrik minyak goreng”, tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *