Iklan Sinar Post
Dunia  

Memanas, Iran Sita Dua Kapal Minyak Inggris di Teluk Persia

SINARPOST.COM, IRAN | Ketegangan di Teluk Persia dan Selat Hormuz, yang merupakan pintu gerbang masuk negara Republik Islam Iran terus menjadi sorotan dunia. Bila sebelumnya Iran terlibat konfrontasi dengan Amerika Serikat (AS), kini negara para Mullah itu terlibat friksi dengan Inggris — sekutu AS.

Baru-baru ini pasukan Iran dilaporkan menahan dua kapal minyak Inggris di Selat Hormuz, yang diklaim negara Persia itu telah melanggar ketentuan internasional. Tindakan Iran tersebut tidak terlepas dari aksi balasan karena sebelumnya Inggris menahan kapal tanker raksasa Iran, Grace 1 di perairan Gilbraltar.

Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt telah memperingatkan Iran tentang konsekuensi atas penyitaan dua kapal minyaknya di Teluk Persia. “Tanggapan London akan kuat tetapi tidak militer. Inggris berharap untuk menyelesaikan krisis melalui diplomasi dan tidak melihat pada opsi militer,” kata Hunt seperti dilansir Russia Today, Jumat (19/7/2019).

Hunt menyebutkan bahwa pihaknya telah membahas insiden itu dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dan berharap untuk dapat berbicara dengan timpalannya dari Iran, Mohammad Javad Zarif. Dia juga menambahkan bahwa Duta Besar Inggris di Teheran telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Iran dalam upaya menyelesaikan situasi.

Dalam kesempatan tersebut, Hunt menyebutkan tindakan Iran yang menahan dua kapalnya sebagai “tidak dapat diterima”. Menurutnya, Teheran akan jadi pecundang jika kebebasan navigasi dibatasi di Selat Hormuz.

Korps Pengawal Revolusi Islam — pasukan elit militer Iran — sebelumnya mengonfirmasi telah menyita kapal tanker minyak berbendera Inggris, Stena Impero yang dioperasikan oleh Perusahaan Swedia, Stena Bulk di Selat Hormuz. Kapal tersebut disita karena tidak mematuhi aturan maritim internasional. Kapal itu sejatinya berlayar ke Arab Saudi, namun terlihat mengubah arahnya menuju utara Pulau Qeshm, Iran.

Kemudian pada hari yang sama, kapal tanker lain yang dimiliki oleh perusahaan Inggris, Norbulk Shipping UK Ltd yang berlayar ke Arab Saudi tiba-tiba mengubah haluan dengan berlayar ke daratan Iran. Teheran belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait penyitaan kapal kedua tersebut.

Kapal tanker itu dirilis berdasarkan data pelacakan dimana kapal berubah arah dan menuju ke barat, perairan Iran, para Jumat malam. Kantor berita swasta Iran, Tasnim, melaporkan bahwa Mesdar yang dimiliki Inggris telah dibersihkan untuk melanjutkan perjalanannya, setelah menerima peringatan dari pihak berwenang mengenai masalah keselamatan dan lingkungan. Norbulk telah mengkonfirmasi bahwa kapal telah melanjutkan perjalanannya ke Arab Saudi, dengan awak kapalnya dalam kondisi aman.

Seperti diketahui, Teheran dan London telah terkunci dalam pertikaian sengit sejak kapal tanker raksasa Iran, Grace 1 yang membawa minyak mentah Iran ditangkap oleh marinir Inggris di Selat Gibraltar karena dicurigai hendaka ke Suriah yang melanggar sanksi Uni Eropa.

Teheran membantah tuduhan ini sambil menyebut pembenaran penahanan kapalnya di Gibraltar itu menggelikan. Iran juga menuduh Inggris bertindak atas nama AS. Washington telah lama berusaha untuk menekan Teheran ke dalam konsesi pada program nuklir dan misilnya, sementara berulang kali bersumpah untuk menurunkan ekspor minyaknya Iran ke nol dengan sanksi.

Ketegangan antara Iran-AS terjadi setelah Donald Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir Iran pada Mei 2018, kemudian memberlakukan kembali sanksi sepihak terhadap Iran serta mengerahkan pasukannya dalam skala besar ke dekat perbatasan Iran. Sebagai aksi balasan, Iran kembali meningkatkan pengayaan uranium ke level lebih tinggi dari yang disepakati dalam perjanjian nuklir 2015. Puncaknya adalah saat pasukan Garda Revolusi Iran menembak jatuh pesawat pengintai canggih AS di atas Selat Hormuz.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *