SinarPost.com – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah membatalkan rencana pertemuan puncaknya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Ibu Kota Hongaria, Budapest, dengan alasan ia tidak yakin pembicaraan tersebut akan membuahkan hasil yang diinginkan pada tahap dialog ini. Moskow belum memberikan komentar.
Trump membuat pengumuman tersebut saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte di Gedung Putih pada Rabu (22/10/2025), dan mengatakan bahwa rencana pertemuan puncak di Hongaria “terasa tidak tepat.”
“Rasanya kami tidak akan sampai ke tempat yang seharusnya, jadi saya membatalkannya,” kata Trump.
Namun, Trump tidak menutup kemungkinan mengadakan pembicaraan dengan Moskow di kemudian hari. “Tetapi kami akan melakukannya [KTT] di masa mendatang,” tambahnya, tanpa merinci kapan atau di mana pertemuan semacam itu akan berlangsung.
Pernyataan Trump muncul tak lama setelah Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia, dengan alasan “kurangnya komitmen serius terhadap proses perdamaian.” Pembatasan tersebut menargetkan dua perusahaan minyak terbesar Rusia, Rosneft dan Lukoil, serta anak perusahaan mereka.
Namun, Presiden AS mengakui bahwa ia tidak yakin apakah sanksi baru tersebut akan mengubah sikap Rusia terhadap konflik Ukraina. “Semoga dia [Putin] akan bersikap masuk akal, dan semoga [Vladimir] Zelensky dari Ukraina juga akan bersikap masuk akal,” ujarnya. “Butuh dua orang untuk berdansa tango,” seru Trump.
Uni Eropa telah menyetujui paket sanksi baru terhadap Moskow, termasuk janji untuk mengurangi impor gas dan minyak lebih lanjut. Paket baru ini akan menargetkan empat perusahaan yang terlibat dalam industri minyak Tiongkok yang diduga menghindari pembatasan Barat.
Daftar tersebut kemungkinan juga mencakup perusahaan-perusahaan India, sebagaimana diusulkan oleh Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada bulan September.
Presiden AS Donald Trump semakin menyuarakan rasa frustrasinya terhadap Rusia dan Ukraina, memperingatkan bahwa Washington dapat menjatuhkan sanksi baru terhadap Moskow jika tidak tercapai kesepakatan damai.
Namun, Gedung Putih telah menahan diri untuk tidak mengambil langkah-langkah tersebut, dengan Trump menekankan negosiasi mengenai eskalasi dan mengakui bahwa langkah-langkah tambahan pada akhirnya mungkin terbukti tidak efektif.
Kremlin menyatakan tetap berkomitmen pada solusi jangka panjang untuk konflik Ukraina dan memuji pemerintahan Trump atas apa yang digambarkannya sebagai keinginan tulus untuk menemukan penyelesaian damai atas konflik tersebut, serta upaya untuk memahami akar permasalahannya.
Moskow juga menuduh Kiev dan para pendukungnya di Eropa Barat menolak bernegosiasi dengan itikad baik dan berusaha melemahkan upaya perdamaian untuk memperpanjang konflik.
Sumber: Russia Today




