Peluang operator seluler untuk masuk ke layanan berbasis pengalaman pengguna sangat besar. Menurut Rudiantara industri telekomunikasi merupakan tambang emas bagi teknologi digital.
SINARPOST.COM, JAKARTA | Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mendorong pelaku industri untuk mengubah cara berpikir dalam memanfaatkan teknologi digital. Hal ini disampaikannya dalam Peluncuran Future Digital Economy Labs Indosat Ooredoo di Jakarta, Senin (18/03/2019).
“Memasuki suatu ekosistem baru untuk ke depan perlu mengubah cara pikir dari product based menjadi knowledge based,” ungkap Rudiantara.
Menteri Rudiantara menyontohkan bagaimana perubahan layanan perbankan yang sudah meninggalkan orientasi kepada produk menjadi berorientasi kepada pengalaman. “Jadi perbankan 4.0 saat ini tidak sekadar menyatakan saldo anda berkurang sekian, tapi mulai menunjukkan dimana anda bertransaksi bahkan juga merekomendasikan saran tertentu misalnya diet atau yang lainnya,” ungkap Rudiantara mengutip buku berjudul Bank 4.0
Peluang operator seluler untuk masuk ke layanan berbasis pengalaman pengguna sangat besar. Menurut Rudiantara industri telekomunikasi merupakan tambang emas bagi teknologi digital.
“Seluler itu golden mine, data base pelanggan ada, kemudian profil dan kebiasaan penggunaan kuota juga ada. Bahkan dengan registrasi prabayar semua operator bisa memiliki profil pelanggan. Itu semua bisa dioah dengan salah satu teknologi digital, artificial intelegence atau machine learning,” paparnya.
Menteri Rudiantara mengapresiasi Indosat yang telah memasuki ekosistem baru dengan mengembangkan Innovation Labs. “Saya mengapresiasi karena sudah menerapkan dan menemukan cara baru dengan Innovaton Labs ini untuk memasuki ekosistem dunia yang berubah banyak,” jelas Rudiantara.
Bahkan Rudiantara menantang Indosat untuk mengembangkan bisnis baru. “Saya tidak akan mengajari Indosat. Tapi saya mengharapkan bisa membuat bisnis baru dengan keberadaan broadband,” ungkapya.
Hadir dalam acara itu, Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo, Chris Canter, dan pejabat Kementerian Kominfo serta perwakilan dari 5 perguruan tinggi antara lain dari Universitas Bina Nusantara, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Universitas Trilogi, STIE PERBANAS, President University, Universitas Prasetiya Mulya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Udayana.
Future Digital Economy Lab merupakan wadah pengembangan inovasi, penguatan sumber daya, serta menghasilkan beragam use case berbasis IoT yang dapat diproduksi di dalam negeri. Lab itu ditargetkan mampu menghasilkan ide inovasi, referensi desain produk, dan solusi untuk menjawab kasus-kasus IoT yang dapat dikembangkan dalam skala industri untuk beragam kebutuhan.