Debat Pilpres Keempat, BPN: Prabowo Akan ‘Ajari’ Jokowi Tentang Pemimpin yang Baik

SINARPOST.COM, JAKARTA | Dua kandidat pasangan capres-cawapres yang bertarung di ajang Pilpres 2019, Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo-Sandi akan mengikuti sesi debat keempat, atau debat terakhir.

Debat keempat pilpres ini akan digelar di Hotel Shangri La, Jakarta Pusat, pukul 20.00 WIB dengan bertema ideologi, pemerintah, pertahanan/keamanan dan hubungan internasional. Debat nantinya akan disiarkan langsung di Metro TV, SCTV, dan Indosiar.

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera mengatakan, debat kempat nanti malam juga akan dimanfaat pasangan Capres 02 (Prabowo-Sandi) untuk menjabarkan tentang kemampuan memimpin dengan baik.

Hal ini dilakukan, kata Mardani, karena pada dasarnya Indonesia belum memiliki pemimpin yang memiliki jiwa memerintah dengan baik.

“Kemampuan memerintah negeri ini punya masalah,” ujar Mardani Ali Sera dalam diskusi publik bertajuk “Debat Keempat, Isu Khilafah, Pancasila, dan Proxi War,” yang brlangsung di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (30/3/2019).

Mardani menambahkan, akibat tidak adanya kemampuan memimpin yang baik, kerap menimbulkan masalah dalam hal koordinasi kebijakan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal tersebut kerap berujung masalah.

Dalam kesempatan tersebut, politisi PKS itu juga menyingung pernyataan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Hendropriyono‎ yang menyebut Pemilu 2019 ‎ada pertarungan dua ideologi, yakni Pancasila dan khilafah.

Mardani dengan tegas meminta Hendropriyono‎ untuk memperjelas maksud dari pernyataannya itu, karena kata Mardani, Prabowo dan seluruh partai pendukungnya adalah berideologi Pancasila.

“Ini adalah dasar negara kita dan ini merupakan perumusan yang luar biasa dari founding fathers kita. Jadi jangan lempar batu sembunyi tangan. Diperjelas saja maksudnya Pak Hendropriyono apa,” ungkapnya tegas.

Bahkan Mardani Ali Sera, dengan tegas menyebut bawa munculnya isu khilafah dan komunisme di Indonesia bukanlah masalah ideologi, akan tetapi karena ketidakmampuan pemerintah dalam mengatur negara.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *