SINARPOST.COM | Saat ini konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Iran terus memanas. Perang antara keduanya sudah berada di ujung tanduk, dimana ada sedikit saja provokasi dari salah satunya maka kobaran perang akan langsung meletus — hingga seluruh kawasan Timur Tengah.
Meski Iran tidak sehebat AS saat ini, namun negara yang memiliki sejarah dan peradaban besar kala bernama Persia dulu tersebut tetap harus diperhitungkan karena menjadi kekuatan utama di Timur Tengah.
Iran adalah negara yang memiliki potensi kekuatan jangka panjang yang besar, dan seperti China, memendam permusuhan mendalam terhadap dominasi Amerika Serikat (AS) di Asia. Tetapi China dalam beberapa dekade terakhir sangat berhati-hati untuk tidak membiarkan permusuhan AS-Iran melemparkannya ke dalam kamp Iran.
Sebagai contoh, China pada beberapa kesempatan menangguhkan kerja sama nuklir dan rudal tingkat lanjut dengan Iran: dalam negosiasi 1997-98 mengenai renormalisasi hubungan China-AS, menyusul konfrontasi berulang-ulang mengenai penumpasan Lapangan Tiananmen; ketika presiden Clinton menghubungkan status “Bangsa Paling Disukai” China dengan reformasi hak asasi manusia; dan selama konfrontasi AS-China 1995-1996 atas Taiwan.
Namun Beijing masih dapat mengubah taktik pada dukungannya untuk Iran.
Kebijakan Tiongkok secara historis didasarkan pada perhitungan kepentingan sekarang dan masa depan — bukan pada ingatan masa lalu, tidak peduli betapa mulianya (merujuk pada sejarah dimana China dan Iran memiliki hubungan kerjasama yang sangat harmonis). Dan selama bertahun-tahun, para pemimpin Iran telah memahami kalkulus pragmatis China.
Jadi, di tengah meningkatnya ketegangan AS-China dan AS-Iran dan dengan kekuatan non-Barat seperti China, Iran dan India yang meningkat, tidak mengherankan untuk melihat keselarasan kekuatan dan peradaban yang muncul dari Asia Tengah, Timur Tengah dan Samudera Hindia.
Beijing memang mungkin berusaha untuk memperkuat posisinya melawan AS dengan sekutu dekatnya Rusia — yang sudah selaras dengan Iran. Hal ini meningkatkan prospek blok Rusia-Iran-China dan bahkan Pakistan untuk melawan hegemoni AS dan meredakan ketegangan yang meningkat di Teluk Persia.
Perang Amerika dan Iran diyakini akan membawa perubahan besar dalam tatanan dunia. Pertama, kemampuan Washington untuk melanjutkan porosnya ke Asia akan terkuras karena berfokus pada konflik dengan Iran.
Kedua, kesenjangan antara kemampuan militer AS dan China akan menyempit ketika Washington menggunakan aset perang di Timur Tengah untuk melawan Iran, sementara China terus mengerahkan kapal perusak, kapal penjelajah, kapal selam, dan kapal induk ke wilayah Asia yang lebih luas seperti Asia Timur, Asia Tengah, Asia Selatan, hingga ASEAN.
Selengkapnya Klik Disini