SinarPost.com – Pasukan Angkatan Darat Israel mulai melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan saat serangan udara besar-besaran terus menghantam berbagai wilayah Lebanon termasuk Ibukota Beirut.
Pengerahan angkatan darat ini bisa menjadi langkah awal Israel menginvasi Lebanon untuk menumpas kelompok perlawanan Hizbullah yang didukung Iran. Serangan darat Israel ini didukung serangan udara dan artileri.
Mengutip dari Al-Jazeera, militer Israel telah mengumumkan pada Selasa (1/1/2024) pagi WIB bahwa pasukannya telah memulai “serangan darat yang ditargetkan” terhadap desa-desa di Lebanon selatan.
Serangan darat tersebut didukung oleh serangan udara dan artileri, dimulai dengan menargetkan Hizbullah di desa-desa yang dekat dengan perbatasan dengan Israel, menurut pernyataan tersebut.
Al-Jazeera juga melaporkan, saat angkatan darat Israel mulai memasuki Lebanon selatan, suara ledakan serangan udara terdengar di seluruh ibu kota Lebanon, Beirut, dengan asap mengepul terlihat dari pinggiran selatannya, yang diklaim sebagai benteng Hizbullah.
Serangan darat itu terjadi tak lama setelah disetujui oleh para pemimpin politik Israel dan menandai babak baru dalam perang Israel melawan Hizbullah di negara tetangganya di utara, Lebanon.
Kelompok bersenjata Lebanon yang didukung Iran mengatakan dalam pernyataannya yang dirilis pada Selasa (1/10) bahwa mereka telah menargetkan pasukan Israel di seberang perbatasan di Metula dengan tembakan artileri.
Media yang berbasis di Lebanon, Al-Mayadeen melaporkan, upaya pasukan angkatan darat Israel menyusup ke Lebanon mendapat perlawanan Hizbullah selama berjam-jam di wilayah perbatasan.
Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sheikh Naim Qassem menegaskan pada Senin dalam pidato publik pertamanya sejak tewasnya Sayyed Hassan Nasrallah bahwa kelompok perlawanan yang didukung Iran tersebut mengetahui pertempuran yang akan datang akan berlangsung lama.
Hizbullah menegaskan bahwa pihaknya siap menghadapi kemungkinan apa pun, termasuk pertempuran darat. Hizbullah meyakini pasukannya mampu meladeni perang darat dengan Israel.
“Hizbullah siap menghadapi segala kemungkinan jika Israel memutuskan untuk masuk melalui darat, dan kami siap untuk melawan musuh jika mereka memutuskan untuk menyerang,” tegas Sheikh Naim.
Jika Israel benar-benar memutuskan invasi darat ke Lebanon, ini akan menjadi pertempuran darat pertama sejak tahun 2006 yang saat itu pejuang Hizbullah mampu mengusir pasukan Israel setelah menerima gencatan senjata yang dimedia PBB.
Hizbullah mengklaim perang darat selama 34 hari tahun 2006 berhasil dimenangkannya. Bahkan saat itu Hizbullah mampu mempermalukan Israel dengan menenggelamkan sebuah kapal perang patroli cepat Israel, Super Dvora, di lepas pantai Lebanon selatan.
PBB Menentang Invasi Darat Israel ke Lebanon
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyuarakan keprihatinan mendalam atas memburuknya situasi di Lebanon seiring meningkatnya serangan Israel terhadap Lebanon, menggarisbawahi penentangannya terhadap invasi darat ke negara tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan sangat prihatin dengan konsekuensi kemanusiaan dari peristiwa yang terjadi di Lebanon,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric dalam jumpa pers, Senin kemarin.
Dujarric menekankan seruan Guterres kepada semua pihak untuk menahan diri secara maksimal dan mengupayakan de-eskalasi, sembari menyoroti pentingnya menegakkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 yang diadopsi pada tanggal 11 Agustus 2006.
Resolusi tersebut mengamanatkan penghentian permusuhan antara Lebanon dan Israel serta pembentukan zona demiliterisasi di wilayah perbatasan. Hanya tentara Lebanon dan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) yang berwenang memiliki senjata atau peralatan militer di zona ini.