SinarPost.com – Kelompok Perlawanan Islam di Lebanon, Hizbullah, mengumumkan komandan seniornya Haji Ibrahim Aqil dan sekelompok rekannya tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (20/9/2024).
Dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari media Lebanon, Al-Mayadeen, Hizbullah memuji Ibrahim Aqil yang syahid dalam serangan Israel kemarim. Hizbullah menyebut kehidupan kehidupan komandan seniornya itu yang penuh dengan perjuangan, kerja keras, pengorbanan, pencapaian, dan kemenangan.
Pernyataan Hizbullah tersebut selanjutnya menegaskan bahwa keinginan terbesar Ibrahim Aqil adalah untuk beribadah di Masjid Al-Aqsa dan hasrat terbesarnya adalah Al-Quds, Palestina.
Hizbullah berjanji akan tetap teguh dan setia terhadap tujuan, harapan, dan jalan pemimpinnya yang syahid hingga kemenangan tercapai.
Perlawanan Islam Lebanon mengakhiri pernyataannya dengan penghormatan dan ucapan selamat kepada seluruh pejuang, faksi, dan para martir, seraya menyampaikan belasungkawa yang paling dalam kepada keluarga mereka, dan berdoa agar mereka memperoleh pahala terbesar dari Tuhan.
Untuk diketahui, Israel menyerang sasaran Hizbullah di Ibu Kota Lebanon, Beirut, pada Jumat (20/9) melalui jet tempur siluman F-35. Serangan menargetkan sebuah bangunan berlantai di pinggiran selatan kota tersebut, meratakan seluruh bangunan dengan dengan tanah.
Laporan awal menunjukkan bahwa tiga orang tewas dan sedikitnya 17 orang terluka akibat serangan itu, Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan tak lama setelah itu. Namun dalam pembaruan lainnya, kementerian mengatakan bahwa 14 orang tewas dan lebih dari 66 lainnya terluka dalam serangan yang menargetkan gedung hunian delapan lantai itu.
Sosok Ibrahim Aqil
Ibrahim Aqil, yang juga dikenal sebagai Hajj Abdul-Qader, adalah pejabat senior Hizbullah yang telah beroperasi dengan Perlawanan sejak awal berdirinya kelompok itu pada tahun 1980-an, tetapi sangat sedikit informasi yang diketahui tentangnya lantaran kehidupan diselimuti kerahasiaan karena sifat jabatannya.
Kerahasiaan adalah kebiasaan bagi para komandan senior dalam tubuh kelompok perlawan Islam di Lebanon itu. Seperti halnya komandan Fouad Shokor yang juga tewas dalam serangan udara Israel beberapa waktu lalu, informasi terkaitnya baru terungkap ke publik setelah dia martir yang diumumkan ke publik oleh kelompok itu.
Ibrahim Aqil, yang dikenal dengan nama alias Haji Abdul-Qader dan Haji Tahsin adalah komandan pasukan elite Hizbullah, Radwan. Ia lahir pada tahun 1962 di Provinsi Baalbek-Hermel di Lebanon timur. Hizbullah mengungkapkan bahwa ia berasal dari kota Bednayel.
Perjalanan Perlawanannya dimulai pada tahun 1980-an dengan pembentukan Hizbullah. Sejak awal pembentukan Hizbullah, dia bertugas di sayap militer gerakan perlawanan, yang diklaim oleh Amerika Serikat sebagai dalang pengeboman kedutaan AS di Beirut pada April 1983 dan pengeboman barak marinir AS pada bulan Oktober 1983 yang menewaskan 241 personel AS.
Pemerintahan Reagan saat itu menuduh Hizbullah merencanakan kedua serangan tersebut, tetapi tidak ada bukti yang diajukan. Tuduhan AS tersebut memberikan perhatian internasional kepada sejumlah anggota Hizbullah, termasuk para martir Haji Mostafa Badreddine, Haji Imad Mughniyeh , Haji Fouad Shokor, dan Haji Ibrahim Aqil.
Sebagai anggota Dewan Jihad Hizbullah, mereka semua dimasukkan dalam daftar teroris. Dan Amerika menghadiahkan 7 Juta Dollar untuk kepala Ibrahim Aqil.
Amerika Serikat menuduh bahwa Aqil juga mengarahkan penculikan warga negara Amerika dan Jerman di Lebanon dalam krisis penyanderaan yang terjadi antara tahun 1982 dan 1992 dengan kerja sama erat dengan Martir Imad Mughniyeh. Namun, Hizbullah membantah terlibat dalam operasi ini.
Tidak diketahui banyak tentang tanggung jawab Ibrahim Aqil selama 40 tahun terakhir selain dia menjadi komandan senior dan inti Hizbullah. Namun Amerika dan Israel telah lama mengincarnya sebagai target pembunuhan.
Sumber : Al-Mayadeen