Foto: Suadi Sulaiman alias Adi Laweung, eks Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
SinarPost.com, Banda Aceh – Masalah kemiskinan dan pengangguran di Aceh masih menjadi masalah besar dan serius yang belum terselesaikan dengan baik. Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran di Aceh bahkan sudah menjadi perbincangan nasional karena provinsi berjuluk Serambi Mekkah ini berulang kali dinobatkan sebagai “juara” termiskin di Sumatera.
Mantan Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Suadi Sulaiman atau yang lebih dikenal dengan Adi Laweung menaruh harapan besar pada sosok Muzakir Manaf (Mualem) yang kali ini maju sebagai Calon Gubernur Aceh periode 2024-2029 berpasangan dengan Fadhlullah (Dek Fad) dari Partai Gerindra.
“Untuk menghilangkan label kemiskinan terhadap Aceh, tentu menjadi perhatian serius untuk kita harapkan pada pasangan calon Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf – H. Fadhlullah yang selama ini memang gerah melihat rakyat Aceh yang masih jauh dari kesejahteraan,” ujar Adi Laweung kepada media ini, Jumat (30/8/2024).
Menurutnya, salah satu cita-cita perdamaian Aceh yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia, yaitu untuk menghadirkan kesejahteraan bagi rakyat Aceh. Untuk itu, jika nanti terpilih sebagai Gubernur Aceh, pasangan Muzakir Manaf-Fadhlullah harus mampu menghadirkan kesejahteraan itu melalui pengurangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan.
Menurut amatan Adi Laweung, Mualem-Dek Fadh sendiri memang sangat menyadari bahwa perkembangan zaman tidak dapat dihindari yang bahkan setiap tahunnya Aceh menghasilkan lebih kurang sekitar 60 ribu sarjana dari totalitas 113 perguruan tinggi dan sekolah tinggi yang ada di Aceh baik negeri maupun swasta.
Namun, kata pria asal Laweung itu, banyaknya sarjana yang dihasilkan tidak sepadan dengan peluang dan kesempatan kerja yang ada, belum lagi APBA yang setiap tahunnya banyak mengalir ke luar daerah, sehingga ruang kreativitas dan inovasi generasi muda dan pelaku UMKM rendah daya belinya.
Oleh sebab itu lah Adi Laweung menaruh harapan besar pada sosok Muzakir Manaf yang merupakan mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Adi Laweung mengharapkan, jika nantinya Muzakir Manaf terpilih sebagai Gubernur Aceh mampu melakukan gebrakan-gebrakan kemajuan Aceh ke depan, yang salah satunya adalah menghadirkan kesejahteraan melalui pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
“Salah satu gebrakan yang akan kita minta pada Mualem-Dek Fadh nantinya yaitu dengan mendatangkan para investor dari dalam dan luar negeri untuk membangun industri pengolahan dan pabrik-pabrik yang siap mempekerjakan tenaga lokal. Mualem-Dek Fad harus bisa menghadirkan investor dan mendirikan pabrik-pabrik jika terpilih sebagai Gubernur Aceh periode 2024-2029, mengingat Aceh punya banyak potensi di sektor perkebunan, pertanian dan kelautan,” ungkap Adi Laweung.
Sebagaimana diketahui, mayoritas masyarakat Aceh hidup dan menggantungkan harapan ekonomi pada sektor perkebunan, pertanian dan perikanan. “Itulah sebabnya agar Mualem-Dek Fadh harus fokus pada pembangunan pabrik dan industri pengolahan. Sementara untuk industri pengolahan, berkeinginan untuk mendatangkan investor agar membuka industri pengolahan ikan di Aceh, sehingga Aceh yang kaya dengan hasil laut yang melimpah, tidak hanya menjadi penonton di negeri sendiri,” sambungnya.
Selain itu, lanjut Adi Laweung, agar Mualem-Dek Fadh bisa mempermudah aktivitas ekspor impor langsung dari Aceh, agar hasil alam Aceh bisa diatur sendiri akan harganya, sehingga tidak ada permainan yang merugikan para petani, pekebun maupun nelayan-nelayan Aceh.
Dalam hal ini, sambungnya lagi, Mualem-Dek Fad sangat mengharapkan doa dan dukungan dari semua elemen masyarakat agar jika terpilih sebagai Gubernur Aceh ke depan, maka dalam lima tahun ia memimpin Aceh bisa merubah wajah Aceh di mata nasional dan dunia, yang selama ini dianggap tidak mampu mandiri.
Mualem yang saat ini menjabat Ketua Umum DPP Partai Aceh mendapatkan dukungan penuh dari Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto, yang akan dilantik dalam waktu dekat. Prabowo merupakan sahabat Mualem, yang tentunya siap memberikan bantuan kepada Aceh jika nanti Mualem menjadi Gubernur. Hubungan kedua tokoh tersebut diprediksi bakal membawa Aceh dan Indonesia menjadi lebih maju, yang merupakan harapan dan cita-cita seluruh masyarakat Aceh dan Indonesia.
Selain sebagai Ketua Umum DPP Partai Aceh, Mualem juga Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA), yang tentunya punya tanggungjawab besar untuk menjaga keberlangsungan proses perdamaian di Aceh serta mengantisipasi terjadinya disintegrasi di kalangan masyarakat, terlebih lagi dalam menghadapi pilkada serentak tahun 2024 ini.
“Begitu juga Dek Fadh, selain Ketua DPD Gerindra Aceh, ia juga mantan Komandan Operasi GAM Wilayah Pidie semasa konflik, tentunya tanggungjawabnya sama dengan Mualem. Apa yang kita harapkan ini, agar menjadi prioritas dua tokoh kombatan ini, dan tanggungjawab tidak akan mungkin dilakukan oleh orang lain,” demikian pungkas Adi Laweung.