Foto: Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi (kiri) dan Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Charles Q. Brown, Jr., saat meninjau markas Komando Utara IDF, Senin (26/8/2024). (IDF)
SinarPost.com – Situasi politik di Timur Tengah terus memanas saat perang antara Israel dan Hamas belum ada tanda-tanda akan berakhir. Bahkan eskalasi di kawasan itu kian mencekam ketika Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran terus meningkatkan serangan satu sama lain.
Tak sampai disitu, ancaman perang yang meluas di Timur Tengah juga terus membayangi berpotensi melibatkan kekuatan besar antara Amerika Serikat (AS) dan Republik Islam Iran yang menjadi penyokong utama Israel dan Hamas-Hizbullah.
Israel yang merupakan anak emasnya AS di Timur Tengah mengadu kepada tuan besarnya itu untuk melancarkan serangan ke Iran yang mencakup situs nuklir dan militer.
Permintaan tersebut disampaikan Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel atau IDF, Letnan Jenderal Herzi Halevi saat mengunjungi markas Komando Utara bersama Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Charles Q. Brown, Jr, Senin (26/8/2024) waktu setempat.
IDF mengatakan para jenderal tersebut “diberi tahu tentang pertempuran yang sedang berlangsung melawan Hizbullah selama perang dan rencana operasional untuk masa mendatang.”
Pasangan ini juga “membahas isu keamanan dan strategis terkait perluasan perangkat operasional dan penguatan kemitraan regional sebagai bagian dari respons terhadap ancaman di Timur Tengah.”
“IDF akan terus memperdalam hubungannya dengan Angkatan Bersenjata AS sebagai bentuk komitmen untuk memperkuat stabilitas regional dan koordinasi antara kedua militer,” kata pejabat militer Israel itu.
Halevi dan Brown juga bertemu dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada hari itu, menyerang kapi ancaman dari Hizbullah dan Iran.
Laporan Channel 12 yang dilansir The Time of Israel menyatakan bahwa dalam beberapa diskusi antara pejabat militer AS dan Israel difokuskan pada Iran.
Israel menyampaikan keinginannya agar AS memenuhi komitmen selama bertahun-tahun untuk mencegah Iran menjadi negara nuklir — yang memerlukan ancaman militer AS yang kredibel atau tindakan militer terhadap fasilitas nuklir Iran. Dalam artian, Israel menuntut AS untuk segera menyerang Iran.
Media tersebut juga melaporkan bahwa AS telah memberi tahu Israel bahwa mereka akan mempertahankan armadanya di wilayah tersebut selama beberapa minggu mendatang, karena meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran.
Juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby menggambarkan serangan Hizbullah terhadap Israel selama akhir pekan kemarin cukup serius dan besar sehingga Washington akan terus mempertahankan postur kekuatan militer yang besar di Timur Tengah.
Seperti diketahui, Amerika telah mengirim armada perang tambahan ke dekat Iran yang mencakup dua armada kapal induk dengan puluhan jet tempur, kapal penjelajah rudal, hingga kapal selam nuklir.