Foto: Warga Iran berkumpul di lokasi di mana sebuah bangunan sepuluh lantai runtuh saat operasi penyelamatan berlanjut di kota barat daya Abadan pada 24 Mei 2022. (AFP)
SinarPost.com – Korban tewas akibat runtuhnya sebuah blok menara di barat daya Iran naik menjadi 18 orang, media pemerintah melaporkan pada hari Kamis (26/5/2022). Peristiwa ini menjadi bencana paling mematikan di negara itu dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagian besar gedung Metropol 10 lantai yang sedang dibangun di kota Abadan, provinsi Khuzestan, jatuh ke tanah pada hari Senin, dengan awalnya puluhan dikhawatirkan terjebak.
“Jumlah pasti orang yang terperangkap di bawah puing-puing tidak diketahui, tetapi sejauh ini, 18 mayat telah ditemukan,” kata kantor berita negara IRNA mengutip gubernur kota Ehsan Abbaspour.
Dia menambahkan bahwa “37 orang diselamatkan dari puing-puing dan dibawa ke rumah sakit kota untuk perawatan,” dengan sebagian besar dari mereka sekarang dipulangkan.
Operasi pencarian dan penyelamatan akan berlanjut “sampai mayat terakhir ditemukan,” kata Abbaspour.
Menteri Dalam Negeri Ahmad Vahidi, yang berada di Abadan, sebelumnya mengatakan kepada penyiar negara bahwa pencarian bergerak perlahan dan hati-hati karena risiko bangunan yang berdekatan juga akan runtuh.
Pengadilan provinsi mengatakan sedikitnya 10 orang ditangkap, termasuk walikota dan dua mantan walikota, yang dituduh “bertanggung jawab” atas keruntuhan, TV pemerintah melaporkan secara online.
Penyelidikan telah dibuka tentang penyebab bencana di Abadan, sebuah kota berpenduduk 230.000 orang, 660 kilometer (410 mil) barat daya ibukota Teheran.
Dalam bencana besar sebelumnya di Iran, 22 orang, termasuk 16 petugas pemadam kebakaran, tewas dalam kebakaran di Teheran yang menelan gedung Plasco, sebuah pusat perbelanjaan 15 lantai, pada Januari 2017.
[Sumber : Alarabiya]