Foto: Sejumlah warga Israel berkumpul di Ibukota Tel Aviv menyaksikan pidato Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat berpidato kepada Knesset (Parlemen) Israel, pada 20 Maret 2022 lalu. Zelensky sendiri merupakan keturunan Yahudi dan pendukung setia Israel. (AFP)
SinarPost.com, Ukraina – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memperingatkan bahwa Ukraina akan mencari inspirasi dari Israel mengenai pengaturan keamanannya di masa depan, dengan alasan bahwa Kiev yang benar-benar liberal sekarang tidak mungkin setelah serangan Rusia yang dimulai akhir Februari lalu.
Berbicara kepada wartawan pada hari Selasa (5/4/2022), Presiden Ukraina itu mengatakan keamanan akan menjadi masalah nomor satu bagi Ukraina untuk dekade berikutnya, bahkan lebih jauh dengan memperkirakan kehadiran militer bersenjata yang langgeng di jalan-jalan.
“Ukraina pasti tidak akan seperti yang kita inginkan sejak awal. Itu tidak mungkin. Benar-benar liberal, Eropa tidak akan seperti itu. Kami akan menjadi ‘Israel besar’ dengan wajahnya sendiri. Kami tidak akan terkejut jika kami memiliki perwakilan dari Angkatan Bersenjata atau Garda Nasional di bioskop, supermarket, dan orang-orang dengan senjata,” kata Zelensky sebagaimana dilansir Russia Today, Rabu (6/4).
Dihubungi oleh Haaretz setelah komentar Zelensky, Duta Besar Ukraina untuk Israel Yevgen Korniychuk mengatakan bahwa “apa pun yang terjadi selanjutnya, [hal-hal] di Ukraina akan serupa dengan situasi keamanan di Israel,” juga menambahkan bahwa “Anda akan melihat lebih banyak orang bersenjata di jalanan, bahkan ketika keadaan menjadi lebih damai daripada sekarang.”
“Orang Israel telah hidup dikelilingi oleh musuh sepanjang sejarah mereka dan Ukraina akan melakukan hal yang sama,” lanjutnya.
Meskipun ada pertengkaran singkat antara Zelensky dan anggota parlemen Israel bulan lalu setelah presiden membandingkan situasi Ukraina dengan Holocaust, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett telah membuat beberapa tawaran untuk menengahi negosiasi antara Kiev dan Moskow, dengan mengatakan dia merasa berkewajiban untuk membantu mengakhiri pertempuran.
Di sisi lain Turki juga telah memainkan peran yang sama, mengadakan beberapa pembicaraan tingkat tinggi di wilayahnya dalam beberapa pekan terakhir.
Israel adalah sekutu utama sekaligus anak emas Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah, sementara Turki adalah anggota NATO pimpinan AS. Meski demikian Israel dan Turki sejauh ini masih mengedepankan sikap netral dalam perang Rusia-Ukraina.