SinarPost.com, Banda Aceh – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh menggelar kegiatan capacity building kepada 15 orang pemandu wisata adventure Aceh ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Jawa Barat. Kegiatan itu dikemas dengan tema ‘Benchmark Pemandu Wisata’.
Kegiatan tersebut dilaksanakan dari tanggal 23-26 Maret 2022 dengan jumlah peserta 15 orang. Para peserta ini berasal dari Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Kota Sabang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin mengatakan, kegiatan ini merupakan lanjutan dari pelatihan dasar pemandu wisata adventure di tahun sebelumnya.
“Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan sebuah pemahaman baru bagi para pemandu dalam menyusun paket-paket trip pendakian. Sehingga kepuasan dan keselamatan para wisatawan dapat ditingkatkan,” kata Jamaluddin, Senin (28/3/2022).
Menurutnya, kegiatan itu penting dilakukan guna membuka akses wisata petualangan atau pendakian yang ada di Gayo Lues, Bener Meriah, Sabang dan Aceh Tengah.
Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian khusus, terlatih dan bersertifikasi, supaya nantinya dapat menjadi faktor terselenggaranya pariwisata petualangan yang berkualitas, serta tata kelola pariwisata petualangan yang berstandar dunia.
“Pengembangan pariwisata petualangan ke depannya berpotensi besar dalam mendongkrak pertumbuhan pariwisata, baik dari sisi jumlah objek pariwisata maupun dari sisi jumlah kunjungan,” ujarnya.
Adanya Benchmark Pemandu Wisata Adventure ini, lanjut Jamaluddin, akan mempertemukan pemandu wisata adventure Bener Meriah, Aceh Tengah dan Sabang.
Diharapkan, mereka bisa bertukar pengalaman dan dapat meningkatnya kualitas peran dan kontribusi pemandu wisata adventure dalam mendukung pembangunan kepariwisataan di daerahnya masing-masing.
“Mereka juga diharap bisa mengembangkan kepariwisataan di daerah juga berperan sebagai garda terdepan dalam mempengaruhi citra pariwisata yang positif,” ucapnya.
Kegiatan ini juga dapat memberikan referensi pada para pemandu wisata adventure untuk mengembangkan story telling destinasi pariwisata di Aceh. Kemudian, melalui perjalanan wisata berbasis edukasi dengan mengunjungi objek-objek wisata yang memiliki daya tarik bagi wisatawan.
“Dari pelaksanaan kegiatan benchmark pemandu wisata adventure ini tidak lepas dari perwujudan terlaksananya fungsi dasar pelatihan berbasis kompetensi bidang homestay dan pemandu wisata (tour guide) tingkat lanjutan,” pungkasnya. (*)