SinarPost.com, Ukraina – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mulai melunak setelah hampir satu bulan digempur Rusia. Sikap melunak dari Zelenskyy itu terlihat saat dia kembali menyerukan pembicaraan langsung dengan timpalannya dari Rusia Vladimir Putin.
Dia mengatakan siap untuk berkompromi untuk mengakhiri perang hampir satu bulan yang telah memicu krisis pengungsi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan membuat kota-kota besar Ukraina hancur.
Zelenskyy mengatakan pada Senin (21/3/2022) bahwa status wilayah yang diperebutkan di timur negara itu dapat diperdebatkan dan bahwa Kyiv bersedia mengesampingkan ambisi bergabung NATO dengan imbalan penarikan pasukan Rusia.
“Pada pertemuan pertama dengan Presiden Rusia, saya siap untuk mengangkat masalah ini,” katanya Senin malam dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Ukraina.
“Ini adalah kompromi untuk semua orang: untuk Barat, yang tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan kami sehubungan dengan NATO, untuk Ukraina, yang menginginkan jaminan keamanan, dan untuk Rusia, yang tidak ingin ekspansi NATO lebih lanjut,” tambahnya.
Zelenskyy mengatakan kepada media lokal bahwa dia siap untuk bertemu dengan Putin “dalam format apa pun” untuk membahas mengakhiri perang, tetapi menambahkan bahwa kesepakatan apa pun harus melalui referendum.
Selain meluncurkan invasi pada 24 Februari lalu, Rusia juga telah menduduki semenanjung Krimea pada tahun 2014 dan mengakui wilayah Donetsk dan Luhansk di Ukraina timur, beberapa hari sebelum menyerang Ukraina.
Meskipun Zelenskyy mengisyaratkan bahwa dia bersedia untuk berbicara tentang status ketiga wilayah tersebut, dia dengan tegas bersikeras bahwa ketiga wilayah tersebut adalah bagian dari Ukraina dan bahwa negaranya tidak akan menyerah.
Dia mengulangi pernyataannya bahwa Ukraina “sudah mengerti” bahwa mereka tidak dapat bergabung dengan NATO tetapi dia menambahkan bahwa rekan senegaranya tidak akan begitu saja “menyerahkan” ibu kota, kota timur Kharkiv, atau pelabuhan selatan Mariupol yang dibombardir dan dikepung Rusia.
[Sumber : Al Jazeera]