Foto: Ilustrasi. (@Getty Image)
SinarPost.com – Uni Eropa sedang menyelesaikan babak baru sanksi anti-Rusia terkait invasi Ukraina, demikian Bloomberg melaporkan pada hari Senin (7/3/2022) mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Menurut badan tersebut, pembatasan baru dapat mempengaruhi pelabuhan dan kapal Rusia, serta lebih lanjut mengenai teknologi yang digunakan dalam peralatan militer negara itu.
Selain itu, daftar orang yang terkena sanksi dapat diperluas. Beberapa tindakan dilaporkan dapat dilakukan pada hari Selasa.
UE juga dikatakan sedang berupaya memperkuat seluruh skema penegakan sanksi, termasuk cara-cara untuk membatasi kemungkinan penggunaan crypto Rusia untuk menghindari tindakan tersebut.
Selama akhir pekan, Washington mengatakan sedang menjajaki RUU yang akan melarang impor produk minyak dan energi Rusia. Namun, UE skeptis mengenai langkah drastis tersebut, dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Senin secara efektif mengerem diskusi tentang pelarangan impor energi Rusia.
Scholz mengatakan bahwa pasokan minyak dan gas dari Rusia adalah “penting” untuk ekonomi Eropa, menekankan bahwa, saat ini, pemanasan, transportasi dan pembangkit listrik di Uni Eropa tidak dapat diamankan tanpa mereka.
Pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan peluncuran operasi militer khusus di Ukraina. Banyak negara Barat melihat langkah itu sebagai agresi “tanpa alasan” dan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, sebagian besar menargetkan bank-bank Rusia, impor teknologi tinggi, dan sejumlah pejabat pemerintah dan pengusaha.
Namun, sejauh ini tidak ada pembatasan yang dikenakan pada ekspor dari Rusia, termasuk ekspor pembawa energi minyak dan gas. Banyak yang khawatir kekurangan bahan bakar di pasar global dapat semakin mendorong harga dan inflasi, yang sudah mencapai rekor tertinggi di banyak negara bagian di seluruh dunia.
Sumber : Russia Today