SinarPost.com, Aceh Utara – Acara Isra Mi’raj, Peusijuk dan Pemberian Pin Sultan Malik Samudra Pasai yang digelar di Komplek Makam Sultan Malikussaleh, Gampong Beuringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, berjalan lancar dan sukses.
Acara yang berlangsung pada Selasa (1/3/2022) itu dihadiri sejumlah Ulama Kharismatik Aceh, seperti Waled Nu Nurruzahri Yahya Pimpinan Dayah Ummul Ayman Samalanga, Abi Lampisang, Tgk. Ahmad Tajuddin, Pimpinan Dayah Al Muhajidirin, Aceh Besar, Abi Busthami Pimpinan Tareqat Syatarriyah Naqsabandiyah dan Abi Zuhri Ulama Krueng Geukueh, Aceh Utara.
Turut hadir juga sejumlah pejabat seperti Walikota Langsa, Usman Abdullah, Kabag Ops Polres Aceh Utara, Wakapolres Lhokseumawe, Danramil serta Camat Samudera, dan lain sebagainya.
Kordinator pelaksana acara, Teuku Rizalsyah Mahmudi pada media ini mengatakan, kegiatan tersebut berjalan sukses. Rizalsyah menuturkan, acara ini digagas oleh Wareh Keluarga Besar Uleebalang Keturunan Sultan Malikussaleh dan dilaksanakan bersama warga sekitar makam Sultan Malikussaleh .
“Rangkaian kegiatan yang kita adakan hari ini diawali dengan samadiah (tahlilan), doa bersama sama dengan warga sekitar, santunan anak yatim, serta dihadiri para alim Ulama Pimpinan Dayah, Pimpinan Balai Pengajian, Pimpinan Majlis Ta’lim serta para keturunan raja Aceh,” ujar Rizalsyah.
Acara Samadiah dipimpin langsung oleh Ulama muda Abi Muhibuddin selaku Pimpinan Lembaga Pimpinan Islam (LPI), Dayah Sulthan Malikussaleh Gampong Beuringen dan pembacaan do’a dipimpin oleh Abah Idris Cut Ben selaku Imum Syik Mesjid Jami’ Sulthan Malikussaleh.
Setelah selesai acara samadiah dan doa bersama, selanjutnya, dilakukan prosesi peusijuk (tepung tawar) kepada Keluarga Besar YM Teuku Haji Badruddin Syah yang dilakukan oleh Abi Muhibuddin pimpinan Dayah Sulthan Malikussaleh, dilanjutkan oleh Abah Idris Cut Ben selaku Imum Syik Mesjid Jami’ Sulthan Malikussaleh ditutup oleh Tgk M. Zaini selaku imum Gampong Beuringen mengatakan, prosesi peusijuk berlangsung khidmat diiringi pembacaan shalawat badar oleh grup zikir dari Dayah Nahdhatul Ulum Bayu, Kabupaten Aceh Utara.
Setelah acara samadiah, doa bersama, serta peusijuk selesai, dilanjutkan dengan acara inti yaitu santunan anak yatim serta tausiah dalam rangka memperingati isra Mi’raj Nabi besar Muhammad Saw
“Para keturunan Raja Aceh serta Himpunan Dzuriyat Radja-Sultan Se-Nusantara yang diwakili Tuan Guru Fekri Juliansyah ikut juga menghadiri acara silaturrahim dan peringatan Isra Mii’raj di Komplek Makam Sultan Malikussaleh,” ujarnya.
Setelah santunan selesai, dilanjutkan dengan tausiah dalam rangka memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw yang dipaparkan oleh Almukarram Abi Zuhri dari Krueng Geukuh Aceh Utara.
Dalam pemaparannya, beliau menekankan pentingnya menjaga shalat 5 waktu sebagai manifes bentuk ketaatan hamba kepada sang khaliq. Beliau juga mengajak para pendengar untuk memperbanyak amal kebaikan di Bulan Rajab, sebagai bekal menuju kehidupan negeri akhirat. Acara ditutup dengan doa
Selanjutnya, Ulama Kharismatik Aceh, Waled Nu Samalanga, juga tak ketinggalan memberi tausiah untuk mengingatkan para jamaah untuk senantiasa menjadikan agama sebagai landasan untuk hidup di segala lini kehidupan.
Beliau menekankan bahwa kita jangan kotor, jangan malas, jangan berbuat zalim kepada makhluk Allah. Sesekali tausiah diselingi dengan rumor canda tawa khas Waled Nu, dengan suara yang menggelegar, membuat suasana pecah menjadi tawa yang riuh dari pada para jamaah pendengar.
“Maka perlu bagi kita untuk introspeksi diri. Mengingat kembali apa yang telah kita lakukan, hati siapa yang pernah kita sakiti lewat perkataan dan perbuatan kita,” pesannya, dalam sebagai langkah awal memperbaiki diri dann sosial.
Apalagi, kata Waled Nu, zaman sekarang yang penuh dengan kecanggihan teknologi. Interaksi sosial antara satu dengan lainnya begitu cepat dan mudah. Tidak jarang kita mendapati berita dan informasi yang belum tentu benarnya.
Maka kita dituntut agar selalu bersikap bijak dalam menanggapi setiap berita dan informasi. “Jangan sampai berita itu menjerumuskan kita dalam menebar fitnah dan kebohongan kepada orang lain. Nampaknya, sosial media itu hal kecil tapi sebenarnya itu berat dalam pertanggungjawabannya di hadapan Allah kelak,” ujar Waled Nu.
Dalam kesempatan tersebut, Waled Nu turut menyampaikan candaannya yang ditujukan ke YM Teuku Haji Badrudin Syah bahwa walaupun “baroe siat meuturi, tapi ka meu saboh hate..”
Acara tersebut ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Abi Lampisang.
[Rilis]