SinarPost.com, Banda Aceh – Selepas pencanangan era postmodernis seniman dan pelaku seni berkutat dalam aktivitas eksploitasi kebudayaan yang tanpa akhir. Kesenian yang bertajuk kontemporer ini telah berlangsung cukup lama namun tidak juga mampu menunjukkan arah terminalnya.
Keadaan ini menghantarkan kita pada dekadensi identitas sebagai rangkaian akhir degradasi peralihan budaya. Untuk itu diperlukan pembenahan di generasi muda dengan tanpa melakukan intervensi kreatifitas.
Berangkat dari kenyataan tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melalui UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh melaksanakan Seminar Seni Rupa tahun 2022 yang diarahkan pada pembinaan dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia kesenian yang bertempat di lantai 2 Gedung UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh.
Kepala UPTD Taman Seni dan Budaya Aceh Azhadi Akbar, S.Sn menjelaskan bahwa UPTD Taman Seni dan Budaya merupakan salah satu tangan pemerintah dalam upaya pembangunan sumber daya manusia dan regenerasi produk-produk seni budaya.
Seni rupa merupakan salah satu alternatif utama yang belum tergerus dalam keterasingan peradaban dan pilihan media yang tepat untuk membuat jejak peradaban budaya
Pelaksanaan Seminar Seni Rupa yang dilaksanakan Minggu, 27 Februari 2022 pada pukul 9.00-18.00 WIB bersumber dari sumber dana DAK (Dana Alokasi Khusus) ini dirancang untuk tenaga pendidik.
“Tenaga pendidik dari tingkat SMP sampai SMA sederajat serta pelaku seni sebagai jalan untuk mengembangkan perspektif pengkaryaan seni rupa pada tenaga pendidik dan jalan menuju perhelatan Pelatihan dan Pameran Seni Lukis untuk anak sekolah baik dasar maupun Menengah Atas tahun 2022 yang rencananya akan berlangsung di bulan-bulan berikutnya,” jelas Azhadi.
Fadlan, S.Sn, M.Sn, selaku kurator Galery Kanna Art dan pelaku seni rupa menyambut baik pelaksanaan acara Seminar Seni Rupa dan turut mengkontribusikan ilmu dan kajiannya sebagai Narasumber dalam acara tersebut.
“Regenerasi tidak boleh diabaikan, pemerintah serta seluruh elemen bertanggung jawab dalam penciptaan media dan sarana pemanfaatannya, untuk itu pada pelaksanaan seni rupa ini kami menjadikan kunjungan galeri menjadi salah satu materi penting dalam mengenalkan ruang pasar dan stakeholder seniman dan pelaku seni rupa tersebut,” ujar Fadlan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin, SE, M.Si, Ak mengatakan bahwa, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh melalui UPTD Taman Seni dan Budaya selaku pelaksana teknis pengembangan dan pemanfaatan seni dan kebudayaan mengharapkan agar kita tidak terlalu lama terlena dengan badai pandemi yang telah mengantarkan kita pada situasi pelik.
“Namun mari kita berkilas balik untuk merejuvinasi peradaban Aceh yang bernilai tinggi,” sebut Jamaluddin.