Foto: Pos Layanan Pasukan Ukraina hancur akibat serangan Rusia, Kamis (24/2/2022). [Handout via Reuters]
SinarPost.com, Ukraina – Rusia telah meluncurkan serangan militer skala penuh ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022) pagi yang dimulai dengan serangan udara dan rudal terhadap fasilitas militer Ukraina.
Kemudian pasukan darat dan tank meluncur melintasi perbatasan dari utara, timur dan selatan. Tentara Rusia kini tengah berlanjut, dimana kota-kota utama Ukraina telah mencekam.
Militer Ukraina melawan semampu mereka, namun pertahanan udara mereka mulai dari bandara, radar, hingga instalasi rudal telah dihancurkan oleh Angkatan Udara Rusia pada jam-jam pertama serangan dimulai.
Presiden Risia Volodymyr Zelensky sebagaimana dilansir Aljazeera mengatakan dalam pidato pada Jumat (25/2/2022) pagi bahwa 137 orang prajurit dan warga sipil telah tewas sejauh ini, dan ratusan lainnya terluka.
Seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat mengatakan Rusia mungkin berniat merebut Kyiv, ibu kota, dan kota-kota penting lainnya dan pada akhirnya membentuk pemerintahan yang lebih bersahabat.
Ketika pasukan Ukraina melawan dan warga sipil menumpuk di kereta dan mobil untuk melarikan diri, para pemimpin AS dan Eropa bergegas menghukum Rusia dengan sanksi keuangan yang kuat. NATO bergerak untuk memperkuat sayap timurnya.
Sebelumnya Kementerian Pertahanan Rusia telah menyatakan serangan udara pasukan Rusia telah menghancurkan 74 target infrastruktur militer angkatan bersenjata Ukraina.
Mengutip dari Sputnik News, diantara 74 target yang dihancurkan Rusia antara lain 11 lapangan terbang, tiga pusat komando, sebuah pos Angkatan Laut Ukraina, 18 radar S-300 (NATO pelaporan nama SA-10 Grumble), dan Buk (NATO nama pelaporan Gadfly) sistem pertahanan udara militer Ukraina.
Selain itu, pasukan Rusia juga menembak jatuh sebuah helikopter serang Ukraina dan empat drone serang Bayraktar buatan Turki di wilayah Donbass.
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu memerintahkan untuk membuat koridor jalan keluar yang aman bagi pasukan Ukraina yang menyerah dari zona pertempuran dan memerintahkan militer Rusia untuk memperlakukan mereka dengan hormat.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, setidaknya 14 prajurit Ukraina telah menyerah sejak dimulainya operasi militer Rusia di Donetsk dan Lugansk.
Kementerian Pertahanan Rusia lebih lanjut mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa pasukan Rusia tidak menargetkan kota atau infrastruktur sosial di garnisun Ukraina untuk menghindari korban di kalangan militer dan keluarga mereka yang tinggal di sana.