SinarPost.com, Jakarta – Anggota DPR sekaligus Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, meminta Presiden Jokowi mengambil langkah konkret terkait agresi Israel terhadap rakyat Palestina di Masjid Al-Aqsa, yang kini berujung perang dengan pasukan Hamas di Gaza.
HNW – sapaan akrab Hidayat Nur Wahid – pada prinsipnya mengapresiasi Presiden Jokowi yang telah memberikan pernyataan resmi terkait pengusiran paksa warga Palestina di Sheikh Jarrah, Yerussalem Timur oleh pihak Israel, dan penggunaan kekerasan terhadap warga sipil Palestina di Masjid Al Aqsa sebagai hal yang tidak boleh diabaikan, dan desakan Indonesia terhadap Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan agar pelanggaran tidak berulang, serta memastikan Indonesia akan terus berpihak pada rakyat Palestina.
“Tetapi yang lebih penting dari pernyataan-pernyataan normatif tersebut adalah langkah konkret yang akan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Apalagi yang kembali dilakukan Israel itu membuktikan diri mereka sebagai penjajah karenanya tidak menghadirkan kondisi yang lebih baik untuk Palestina dan perdamaian di kawasan, bahkan sesudah dilakukannya normalisasi dengan beberapa negara Arab,” ujar Hidayat Nur Wahid dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (11/5/2021).
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengingatkan sejak zaman kampanye pemilihan Presiden, Joko Widodo telah mengutarakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina, bahkan seruan boikot produk Israel pada Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI) yang diselenggarakan di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Oleh karena itu, HNW menyatakan bahwa Indonesia perlu melakukan lobby-lobby yang lebih konkret dengan dunia internasional untuk memberikan sanksi kepada Israel yang kembali melakukan kejahatan kemanusiaan dan melanggar konvensi internasional soal Jerussalem Timur dan Masjid Al Aqsho, dan tidak menampakkan kemajuan untuk pengakuan terhadap Palestina sebagai negara Merdeka dan berdaulat bahkan sesudah normalisasi dengan beberapa negara Arab.
“Malah dengan kejahatan mereka terhadap warga (Palestina) di Jerusalem Timur dan Masjid Al Aqshoa membuktikan kondisi yang berkebalikan dari ‘janji’ normalisasi. Agar perdamaian di kawasan serta pengakuan terhadap Palestina sebagai negara merdeka dapat diwujudkan, serta kejahatan terhadap Masjid Al Aqsho yang sangat dihormati oleh Umat Islam dan diakui sebagai warisan budaya Islam oleh UNESCO tidak terulang lagi, Indonesia penting berani menginisiasi pemberian sanksi internasional agar kejahatan dan teror Israel spt ini dapat dihentikan dan tidak terulang lagi,” ujarnya.
HNW menuturkan Presiden Jokowi atau menugaskan Menlu, penting untuk secara kongkret menggalang kebersamaan di DK PBB, juga OKI dan Liga Arab, agar pembelaan terhadap Palestina dan Masjid Al Aqsho serta pemberian sanksi terhadap Israel akibat kejahatan kemanusiaan tersebut bisa dilakukan efektif. Tetapi bisa juga secara ekonomi sebagaimana pernah disampaikan oleh Presiden Jokowi dengan pemboikotan, atau dengan meninjau kembali hubungan diplomatik atau hubungan dagang dengan Israel.
Seruan boikot produk Israel di KTT OKI di Jakarta oleh Presiden Jokowi beberapa waktu lalu penting dikongkretkan. Sekalipun upaya untuk melakukan boikot secara langsung bisa terkendala dengan aturan World Trade Organization (WTO). Namun, ia berpendapat hal tersebut bisa dilakukan dengan cara mengurangi perdagangan dengan Israel atau memberi label produk-produk asal Israel yang beredar, termasuk di Indonesia.
“Cara yang lain yakni memberi label produk Israel yang beredar, sudah dilakukan oleh Uni Eropa dan dibolehkan oleh European Court of Justice (ECJ). Tujuannya adalah memberi informasi dan pilihan kepada masyarakat apabila mereka tidak setuju dan tidak mau membeli produk yang berasal dari wilayah pendudukan ilegal atau yang dijajah oleh Israel,” jelasnya.
Selain itu, HNW juga berharap Indonesia dapat menginisisasi penguatan eksistensi Masjid Al Aqsho sesudah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia agar tak terulang lagi kejahatan Israel yang merusak Masjid Al Aqsho, juga sangat baik kalau Pemerintah Indonesia bersama Ormas-Ormas Islam di Indonesia menginisiasi wakaf dan pengumpulan donasi untuk memperbaiki komplek Masjid Al Aqsho yang rusak akibat serbuan dan teror oleh tentara Israel tersebut.
“Dengan demikian, juga diharap ke depan eksistensi Masjid Al Aqsha makin terjaga, dan tidak terjadi lagi penyerangan oleh Israel maupun warga sipil yahudi kepada Masjid Al Aqsho maupun kepada Umat Islam yang sedang sholat atau i’tikaf di Masjid al Aqsho,” pungkasnya.