SinarPost.com, Yerusalem – Jalur Gaza di Palestina kembali menghadapi serangan besar-besaran dari pasukan Zionis Israel dalam dua hari terakhir. Perang yang tak seimbang antara pasukan Hamas yang menguasai Gaza dengan Israel yang didukung perangkat perang canggih ini telah merenggut puluhan nyawa.
Pecahnya pertempuran paling serius sejak 2019 antara Israel dan faksi bersenjata di Gaza itu dipicu oleh tindakan keras polisi anti huru hara Israel terhadap warga Palestina di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem timur pada hari Senin.
Hamas yang menguasai Gaza kemudian menembakkan puluhan roket ke wilayah Usrael sebagai respon atas kekejaman polisi Israel terhadap rakyat Palestina di Yerusalem timur. Sebelumnya Hamas telah mengultimatum Israel untuk menarik pasukan keamanannya dari Masjid Al-Aqsa, namun tak digubris.
Israel pun merespon serangan Hamas dengan melancarkan serangan besar-besaran ke kantong Gaza. Menurut laporan Reuters, Israel telah mengirim 80 jet untuk membom Gaza pada hari Selasa (11/5/2021) dengan tank tempur dalam skala besar bersiap di perbatasan ketika serangan roket Hamas menghantam kota-kota Israel untuk hari kedua.
Sejauh ini konflik antara pasukan Hamas dan Israel telah menewaskan 28 orang di kantong Palestina dan dua orang di Israel telah tewas.
Sebuah blok perumahan berlantai 13 di Jalur Gaza tampak runtuh pada Selasa malam setelah terkena serangan udara Israel, kata saksi mata.
Rekaman video menunjukkan tiga kepulan asap tebal naik dari menara, lantai atasnya masih utuh sampai runtuh ke tanah. Menara ini menampung sebuah kantor yang digunakan oleh kepemimpinan politik penguasa Islam Gaza, Hamas.
Penduduk menara dan orang-orang yang tinggal di dekatnya telah diperingatkan untuk mengungsi dari daerah itu sekitar satu jam sebelum serangan udara, menurut saksi mata.Tidak segera jelas apakah bangunan tersebut telah dievakuasi sepenuhnya, atau apakah ada korban jiwa.
Kota suci Yerusalem telah tegang sejak 27 Ramadhan, setelah putusan pengadilan Israel yang mengusir warga Palestina dari rumah-rumah mereka yang diklaim oleh pemukim Yahudi.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan meningkatkan serangannya di Gaza, daerah kantong 2 juta orang, sebagai tanggapan atas serangan roket, yang berlanjut hingga sore hari.
“Kekuatan serangan dan frekuensi serangan akan ditingkatkan,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dilansir Reuters.
Dalam satu jam, Israel mengatakan telah mengerahkan 80 jet untuk membom lokasi peluncuran roket di Kota Gaza dan sekitarnya. Gumpalan asap mengepul dari daerah pemukiman padat penduduk setelah digempur tentara Zionis.
Para pejabat Israel mengatakan infanteri pasukan tambahan telah bersiap untuk memperkuat tank yang sudah berkumpul di perbatasan Gaza. Kondisi ini membangkitkan ingatan tentang serangan darat besar-besaran terakhir Israel ke Gaza untuk menghentikan serangan roket Hamas, pada tahun 2014.
Lebih dari 2.100 warga Gaza dan 73 warga Israel tewas dalam perang tujuh minggu tahun 2014 silam, menurut kementerian kesehatan Gaza, dengan ribuan rumah di Gaza hancur.
Sementara serangan terbaru Israel, sebelum blok bangunan 13 lantai itu runtuh, 28 warga Palestina, termasuk 10 anak-anak, telah tewas dan 152 terluka. Sedangkan di pihak Israel sejauh ini dua orang tewas dalam serangan roket Hamas di kota selatan Ashkelon.