SinarPost.com – Republik Islam Iran kembali unjuk gigi melawan sanksi Amerika Serikat (AS) dengan mengirim armada kapal tanker minyak dalam skala besar ke sekutunya, Venezuela.
Tak tanggung-tanggung, kali ini negara Persia itu mengirim 10 kapal tanker minyak ke Venezuela. Negara Amerika Latin ini bernasib sama dengan Iran, yakni sama-sama dihantam badai sanksi AS dan kompak melawan embargo AS.
Menurut laporan Bloomberg yang mengutip sumber anonim, Minggu (6/12/2020), selain mengirim bahan bahan bakar minyak siap pakai ke Venezuela, beberapa armada kapal tanker Iran juga akan membantu mengekspor minyak mentah Venezuela.
Iran telah menjadi tumpuan Pemerintahan Nicolas Maduro setelah Venezuela dihantam sanksi Amerika Serikat. Saat negara-negara lain menjauh, Iran menempatkan diri sebagai salah satu negara yang berani menantang dan melawan hegemoni AS dengan menerobos blokade sanksi rezim Donald Trump.
Iran berani mengirim armada tanker terbesarnya ke Venezuela, yang bertentangan dengan sanksi AS untuk membantu Venezuela yang terisolasi dalam menghadapi kekurangan bahan bakar yang sangat besar. Sebelumnya Iran telah berhasil mengirim enam kapal tanker minyaknya ke Venezuela yang disambut gembira oleh Pemerintahan Nicolas Maduro.
Sumber Bloomberg juga mengatakan bahwa beberapa kapal tanker minyak Iran akan membantu dalam mengekspor minyak mentah Venezuela yang akan mereka bawa setelah membongkar bahan bakar Iran yang mereka angkut di Venezuela.
Sebelumnya, Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan Iran agar tidak mengirim kapal tanker ini ke Venezuela, karena mereka telah melakukan penyitaan kapal yang diduga mengangkut bahan bakar ke negara Amerika Selatan itu.
Iran juga telah memperingatkan AS terhadap setiap provokasi, terutama terkait masalah perdagangan mereka dengan Venezuela, sekutu utamanya di Amerika Selatan.
Selama Pemerintahan Donald Trump, AS telah menjatuhkan deretan sanksi berat terhadap Venezuela dan Iran kurun waktu empat. Namu Caracas dan Teheran dengan tegas menentangnya, dan sama-sama berdiri tegak melawan sanksi rezim Trump tersebut.