SinarPost.com, Banda Aceh – Banjir melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Aceh Utara sejak Sabtu (5/12/2020) menjelang subuh. Banjir melanda permukiman warga setelah hujan lebat yang terus mengguyur wilayah itu dalam beberapa hari terakhir.
Salah satu daerah yang paling parah diterjang banjir di Aceh Utara adalah Kecamatan Pirak Timu yang ketinggian airnya mencapai 1 meter lebih. Banjir kali ini hampir semua desa di kecamatan tersebut terdampak, tak terkecuali Alue Bungkoh, ibu kota Kecamatan Pirak Timu.
Sementara desa-desa yang paling parang diterjang banjir di Kecamatan Pirak Timu yaitu Desa Rayek Pange, Bungong, Krueng Kreh, Geulumpang, Matang Keh, Meunasah Krueng, Leupe, dan lain sebagainya. Masyarakat di desa tersebut sudah memilih mengungsi sejak kemarin.
Keuchik Matang Keh, Azhar SHI mengatakan, banjir mulai menerjang kawasan permukimannya sejak Sabtu kemarin sekitar pukul 04.00 WIB.
“Airnya terus naik, sehingga harinya (Sabtu kemarin) warganya terpaksa harus mengungsi ke Meunasah. Barang-barang berharga milik warga, termasuk karung padi, banyak yang tergenang air karena, tidak sempat diselamatkan,” kata Azhar, Minggu (6/12/2020).
Dia menyebut, ketinggian banjir di Kecamatan Pirak Timu bervariasi. Di desanya ketinggian air mencapai 1 meter. “Ada yang lebih parah seperti Desa Rayek Pange, Bungong, Krueng Kreh, dan Geulumpang. Desa-desa ini sangat dekat dengan aliran sungai,” katanya.
Azhar menyebut, hingga hari ini, Minggu (6/12/2020) banjir masih cukup parah menggenangi permukimannya dengan ketinggianair masih berkisar 1 meter.
“Hari ini warga masih mengungsi di Meunasah. Belum bisa kembali ke rumah karena air masih tinggi,” pungkasnya.
Sekedar informasi, banjir yang melanda sejumlah Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara sejak Sabtu (5/12/2020) pukul 03.00 WIB, sampai hari ini Minggu (6/12) belum juga surut. Ketinggian banjir mencapai 1 meter lebih. Kecamatan Pirak Timu merupakan salah satu yang paling parah diterjang banjir di Aceh Utara.
Karena ketinggian air, membuat warga di Pirak Timu terpaksa harus mengungsi ke Meunasah atau ke tempat-tempat yang lebih tinggi. Banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga karena ketinggian banjir sejak kemarin naik begitu cepat. Ada juga rumah warga yang mulai ambruk diterjang banjir.
Masyarakat di Kecamatan Pirak Timu yang menjadi langganan banjir tiap tahunnya, kerap terisolasi dari bantuan pemerintah karena lokasi dan kondisinya. Biasanya arus dan ketinggian banjir menjadi alasan pihak Pemerintah Kabupaten Aceh Utara tidak menjamah warga terdampak banjir di Pirak Timu.
Miris, tapi begitulah pengakuan warga Pirak Timu. Jangankan ketika banjir, saat keadaan normal saja, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara jarang memperhatikan nasib mereka.
Belum lagi berbicara masalah jalan, meski telah lama disuarakan masyarakat untuk diaspal, tapi tetap tidak dihiraukan pihak pemerintah. Saat hujan, masyarakat dari sejumlah desa di Pirak Timu harus menerima “nasib pahit” melewati jalan berlumpur dan kubangan. 75 tahun Indonesia merdeka, 15 tahun sudah Aceh damai, tapi desa mereka juga belum merasakan jalan beraspal.