SinarPost.com, Baku – Tentara Azerbaijan mengatakan telah memasuki distrik Aghdam, yang pertama dari tiga yang akan diserahkan kembali oleh Armenia sebagai bagian dari kesepakatan damai yang ditengahi Rusia untuk mengakhiri pertempuran di wilayah Nagorno-Karabakh.
“Satuan Tentara Azerbaijan memasuki wilayah Aghdam pada 20 November,” kata kementerian pertahanan Azerbaijan tentang distrik itu, yang telah dikendalikan oleh Armenia selama hampir 30 tahun.
Jurnalis AFP pada hari Kamis melihat tentara Armenia menghancurkan gedung markas mereka di Aghdam. Beberapa jam menjelang penyerahan, penduduk distrik membakar rumah mereka, tidak meninggalkan apa pun untuk saingan lama mereka.
Sebagai bagian dari kesepakatan damai pekan lalu, Armenia setuju untuk mengembalikan sekitar 15 hingga 20 persen wilayah Nagorno-Karabakh yang direbut Azerbaijan dalam pertempuran baru-baru ini, termasuk kota bersejarah Shusha.
Armenia juga akan menyerahkan distrik Kalbajar yang terjepit antara Nagorno-Karabakh dan Armenia pada 25 November dan distrik Lachin pada 1 Desember.
Pertukaran wilayah awalnya akan dimulai pada hari Minggu, dengan orang-orang Armenia di distrik Kalbajar melarikan diri secara massal sebelum batas waktu resmi untuk pengambilalihan Azerbaijan. Tetapi Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menunda tenggat waktu satu minggu karena pertimbangan “kemanusiaan”.
Berbicara dari Aghdam, Osama Bin Javaid dari Al Jazeera mengatakan daerah itu telah menjadi kota hantu. “Tempat ini merupakan salah satu kawasan terpadat di Nagorno-Karabakh,” ujarnya.
“Dulu hampir 200.000 orang tinggal di sini. Semuanya mengungsi ke Azerbaijan,” sambung dia.
“Kami berbicara kepada banyak orang yang ingin kembali ke Aghdam tetapi mereka mengatakan daerah tersebut tidak aman,” lanjutnya.
Pemerintah Azerbaijan, kata Osama, harus memastikan semua pejuang Armenia hilang sebelum memulai pembangunan infrastruktur kembali, kemudian daerah tersebut dibersihkan dari ranjau dan amunisi yang tidak meledak sehingga orang dapat kembali dan membangun kembali kehidupan mereka.
Seperti diketahui, perang antara dua negara bekas Uni Soviet pecah pada 27 September lalu, ketika bentrokan antara Azerbaijan dan pasukan etnis Armenia meletus di daerah kantong Nagorno-Karabakh dan sekitarnya.
Nagorno-Karabakh berada di Azerbaijan tetapi telah didominasi oleh etnis Armenia selama hampir 30 tahun. Sebagian besar distrik barat daya Azerbaijan, Aghdam, berada di bawah kendali separatis Armenia sejak 1993. Sebelum perang pasca-Soviet, distrik itu dihuni oleh sekitar 130.000 orang – kebanyakan etnis Azerbaijan yang terusir dari rumah mereka.
Konflik enam minggu itu menewaskan ribuan orang, termasuk warga sipil di kedua sisi. Pada 10 November, kedua negara menandatangani perjanjian yang ditengahi Rusia untuk mengakhiri pertempuran dan bekerja menuju resolusi yang komprehensif.
Sumber : Aljazeera