SinarPost.com, Ankara – Menteri Luar Negeri Turki pada hari Jumat mengatakan tindakan Prancis menyensor kartun Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer adalah contoh “kemunafikan” dan “standar ganda”.
“Ini adalah contoh yang tepat dari kemunafikan dan standar ganda,” kata Menlu Mevlut Cavusoglu pada konferensi pers setelah pertemuan informal para menteri luar negeri Proses Kerjasama Eropa Tenggara (SEECP) di provinsi Antalya.
Cavusoglu mengatakan Eropa mulai menampilkan “standar ganda ini” secara terbuka dengan dalih solidaritas di dalam Uni Eropa (UE) atau mendukung negara-negara anggota.
Dia mengatakan meski serangan terhadap nilai-nilai ketuhanan dipandang sebagai kebebasan berekspresi, kritik kecil terhadap diri mereka sendiri dianggap sebagai serangan oleh negara oleh negara lain.
“Kami menentang semua jenis diskriminasi dan rasisme. Kami melihat semuanya sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan,” tegas Cavusoglu.
Bulan lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menggambarkan Islam sebagai “agama dalam krisis”, dan mengumumkan rencana undang-undang yang lebih ketat untuk menangani “separatisme Islam” di Prancis.
Ketegangan semakin meningkat setelah seorang guru sekolah menengah, Samuel Patty, yang menunjukkan kartun penghinaan Nabi Muhammad di kelas, dibunuh pada 16 Oktober.
Kartun yang dibuat oleh majalah Charlie Hebdo itu juga dipajang di gedung-gedung di beberapa kota Prancis.
Macron membela kartun itu, dengan mengatakan Prancis “tidak akan menyerah atas kartun kami,” yang menyebabkan kemarahan di seluruh dunia Muslim.
Sumber : Anadolu Agency