SinarPost.com, Pekalonga – Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Suyitno menekankan kepada alumni Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) harus bisa membaca Al-Qur’an.
Penegasan ini disampaikan Suyitno saat berbicara dalam Focus Group Discussion yang digelar IAIN Pekalongan di kampus baru Kajen, Sabtu (10/10/2020).
“Ke depan tidak boleh ada alumni UIN dan IAIN yang tidak bisa membaca Al-Quran walaupun mahasiswa yang mengambil prodi matematika dan sains. Dia harus mengerti agama dan juga terampil dan cakap keberagamannya,” tegas Suyitno.
Karena itu, lanjut Suyitno, salah satu rukun (unsur) dari Universitas Islam Negeri (UIN) adalah harus mengembangkan Ma’had al-Jamiah. Pesantren UIN itu menjadi tempat para mahasiswa untuk belajar dan mendalami ilmu-ilmu keislaman (tafaqquh fiddin).
“Bagi mahasiswa jurusan Islamic Studies, target dari Ma’had adalah tafaqquh fiddin, sementara bagi mahasiswa jurusan non keagamaan, targetnya mengenal agama dengan baik atau ta’aruf fiddin,” terang Suyitno.
Kementerian Agama dalam beberapa tahun terakhir terus meningkatkan kualitas sarana prasarana PTKIN. Suyitno meminta agar pembangunan sarana dan prasarana tersebut dibarengi dengan penguatan program integrasi ilmu pengetahuan.
Bangunan fisik yang nyaman dan didukung dengan suasana yang harmonis harus menjadi modal sosial mengembangkan PTKIN, khususnya IAIN Pekalongan.
“Kalau IAIN Pekalongan bercita-cita menjadi UIN, maka jangan hanya jadi UIN yang biasa-biasa saja,” tegas Suyitno.
“Secara historis integrasi ilmu bercita-cita ingin mengembalikan kejayaan Islam pada abad pertengahan (masa Abbasiyah) yang telah melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang sekaligus ulama,” sambungnya.
Di hadapan civitas akademika IAIN Pekalongan, Mantan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) ini menggariswabawi pentingnya bekerjasama secara collectif collegial dalam mewujudkan cita-cita.