SinarPost.com, Banda Aceh – Aksi penolakan terhadap Majelis Pengkajian Tauhid dan Tasawuf (MPTT) terus berlanjut di berbagai daerah di Aceh. Terbaru aksi penolakan terjadi di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Bahkan pada Minggu (20/9/2020) kemarin, ribuan massa dari berbagai elemen di Abdya, melakukan penghadangan terhadap para jamaah yang akan mengikuti kegiatan MPTT di Blangpidie. Dalam video yang beredar tampak sejumlah warga ikut melakukan anarkis dengan melempari mobil jemaah MPTT.
Menanggapi hal itu, mantan anggota DPR Aceh, Abdullah Saleh meminta Pemerintah Aceh melalui Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh (MPU) untuk segera turun tangan menyelesaikan polemik tersebut.
“Menurut saya sudah perlu turun tangan para ulama MPU Aceh atau para ulama Chiek atau ulama sepuh di Aceh dengan dukungan Pemerintah Aceh untuk mencari solusi dan menyelesaikan permasalahan MPTT yang mendapat penolakan di beberapa Kabupaten/Kota di Aceh,” ujar Abdullah Saleh, Minggu (20/9/2020) yang dikutip dari Facebook.
Abdullah Saleh menekankan, hal ini perlu segera penyelesaian sebelum jatuh korban, mengingat aksi penolakan semakin meluas. Yang paling rawan, kata dia, terdapat di Kabupaten Abdya dan Aceh Selatan mengingat basis terbesar MPTT berada di dua wilayah tersebut.
“Yang paling rawan justru di Abdya dan Aceh Selatan karena MPTT juga berbasis disini. Kita tidak menginginkan konflik ini terus meruncing bahkan condong dengan pengerahan massa (show of force) baik dari kalangan MPTT sendiri maupun dari kalangan yg menolak MPTT,” kata mantan Ketua Komisi I DPR Aceh itu.
“Sebelum jatuh korban, perlu segera diselesaikan oleh pihak yang berkompeten sehingga tidak menjadi konflik terbuka antara MPTT dengan yang menolak MPTT,” tegasnya.