SinarPost.com, Islamabad – Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan negaranya tidak akan mengakui Israel sampai ada negara Palestina yang dapat diterima oleh rakyat Palestina alias merdeka.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun telivisi lokal sebagaimana dilansir Al Jazeera pada Kamis (20/8/2020), Khan menegaskan bahwa Islamabad tidak akan mengikuti dalam mengakui Israel sebagai sebuah negara.
Komentar Perdana Menteri Pakistan ini merujuk pada langkah negara Teluk Arab, Uni Emirat Arab (UEA) yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel pada 13 Agustus lalu dibawah bujukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
“Apa pun yang dilakukan negara mana pun, posisi kami sangat jelas. Dan posisi kami dijelaskan oleh [pendiri Pakistan] Quaid-e-Azam Muhammad Ali Jinnah … pada tahun 1948: bahwa kami tidak akan pernah menerima Israel selama Palestina tidak diberikan hak mereka dan tidak ada penyelesaian yang adil,” kata Khan.
UEA menjadi negara Arab pertama – dan ketiga di Timur Tengah setelah Mesir dan Yordania – yang mencapai kesepakatan mengenai normalisasi hubungan dengan Israel, sehingga membuat kedua negara dapat melakukan perdagangan dan teknologi yang selama ini membeku.
Khan mengatakan jika Pakistan menerima Israel dan mengabaikan penindasan terhadap Palestina, sama halnya juga seperti “menyerahkan Kashmir”, sesuatu yang tidak bisa dilakukan Pakistan.
“Ketika Anda berbicara tentang Israel dan Palestina, kami perlu berpikir, akankah kami dapat menjawab [Tuhan] jika kami meninggalkan orang-orang yang telah menghadapi segala jenis ketidakadilan dan yang hak-haknya diambil? Hati nurani saya tidak akan pernah mengizinkan saya untuk melakukannya. melakukan ini, saya tidak pernah bisa menerimanya,” tegas Khan.