SinarPost.com, Teheran – Republik Islam Iran menggelar latihan militer besar-besaran dengan replika kapal induk Amerika Serikat (AS) menjadi target serangan utama. Latihan militer Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) ini dimulai pada Selasa (28/7/2020).
Dilansir Russi Today, latihan militer Iran itu diadakan di provinsi selatan Hormozgan serta bagian barat Selat Hormuz. IRGC meluncurkan latihan besar-besaran tersebut dengan sandi “Nabi Besar”. Dalam latihan ini terlihat replika kapal perang raksasa (kapal induk) AS diserang oleh militer Iran dari udara serta dikepung oleh puluhan kapal serang cepat jenis speedboat yang dipersenjati rudal.
روابط عمومی سپاه از آغاز مرحله نهایی رزمایش پیامبر اعظم سپاه در خلیج فارس و تنگه هرمز خبر داد. در این رزمایش یگانهای مختلف سپاه انهدام و مقابله با ناو هواپیمابر آمریکایی را تمرین کردند. برای نخستین بار رصد منطقه رزمایش با استفاده از تصاویر ارسالی ماهواره نور صورت می پذیرد. pic.twitter.com/adc6xt3z6b
— خبرگزاری فارس (@FarsNews_Agency) July 28, 2020
Latihan militer Iran itu menjadi menarik karena menghadirkan kapal perang tiruan AS yang dibuat menyerupai kapal induk AS kelas Nimitz, lengkap dengan model-model pesawat tempur yang diparkir di geladaknya. Pasukan paramiliter Iran menembakkan rudal dari helikopter serang dan menembakkan unit komando ke kapal, sementara kapal cepat berputar-putar di sekitarnya, rekaman latihan dirilis ke media pemerintah Iran.
Latihan ini juga melibatkan penyebaran perenang tempur, peluncuran uji coba rudal, latihan untuk baterai anti-pesawat dan elemen lainnya. Foto-foto yang disediakan oleh satelit Noor yang baru diluncurkan Iran berperan dalam permainan perang tersebut, lapor beberap media Iran seperti dikutip Russia Today.
Manuver angkatan laut Iran telah dicitrakan oleh satelit komersial Maxar Technologies, menurut Associated Press. Latihan serupa yang melibatkan replika kapal induk AS ukuran raksasa diadakan oleh Iran pada tahun 2015 silam.
Seperti diketahui permusuhan antara Iran dan AS kian hari semakin memanas karena pemerintahan Donald Trump terus mengejar kampanye “tekanan maksimum” terhadap Teheran. Pemerintah Iran mengatakan kerusakan ekonomi yang dideritanya belum merusak tekadnya untuk melawan tekanan Washington, termasuk melalui sarana militer.
Selat Hormuz, tempat latihan itu dilakukan, adalah jalur air penting bagi perdagangan minyak global mengingat sebagaian besar negara-negara Arab menjual minyaknya melalui selat tersebut. Iran telah mengancam akan memblokade Selat Hormuz jika AS melancarkan serangan militer terhadap negaranya.