SinarPost.com, Tripoli – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Mesir dan Uni Emirat Arab (UEA) karena mendukung pasukan pemberontak Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Jenderal Khalifa Haftar, yang berbasis di Libya timur.
Turki sendiri adalah pihak yang mendukung dan telah memberikan bantuan militer kepada Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui PBB dalam konflik Libya. Sementara Mesir, UEA, dan juga Arab Saudi, Rusia serta Prancis telah mendukung LNA dalam pemerintahan saingan yang berbasis di timur Libya.
Beberapa minggu terakhir, Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang berbasis di Tripoli, telah menyaksikan kemajuan militer secara dramatis yang sukses mengusir pasukan komandan militer pemberontak timur, Khalifa Haftar yang melancarkan serangan terhadap Tripoli tahun lalu.
Legislator saingan yang berbasis di Libya Timur pekan ini meminta Mesir untuk campur tangan dalam konflik Libya. Presiden Mesir, El-Sisi juga telah melakukan pertemuan dengan pemimpin suku atau kelompok-kelompok Libya timur pada hari Kamis di Kairo, dan mengatakan Mesir tidak akan diam dalam menghadapi ancaman langsung terhadap keamanan Mesir dan Libya.
Presiden Turki, Erdogan, pada Jumat (17/7/2020) mengatakan akan tetap mempertahankan dukungannya untuk GNA meski ada kemungkinan intervensi Mesir. “Langkah-langkah yang diambil oleh Mesir di sini (Libya), terutama berpihak pada (pemberontak) Haftar, menunjukkan mereka dalam tindakan ilegal,” katanya. Erdogan juga menggambarkan pendekatan UEA sebagai “pembajakan”.
Presiden Mesir sendiri mengatakan bulan lalu bahwa tentara Mesir mungkin akan memasuki Libya jika pemerintah Libya yang berbasih di Tripoli dan sekutunya Turki melancarkan serangan terhadap garis depan pusat Sirte-Jufrah, yang dipandang sebagai pintu gerbang ke terminal ekspor minyak utama Libya, yang sekarang dipegang oleh sekutu Haftar.
Libya telah terperosok dalam konflik sejak 2011, ketika penguasa lama Muammar Gaddafi digulingkan dan trebunuh dalam operasi yang didukung AS-NATO.
Turki telah melakukan intervensi secara tegas dalam beberapa pekan terakhir di Libya, memberikan dukungan udara, senjata dan pejuang sekutu dari Suriah untuk membantu GNA melawan pemberontak LNA pimpinan Khalifa Haftar.
[Sumber : Al Jazeera]