SinarPost.com, Tripoli – Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan jenderal Khalifa Haftar mengkonfirmasi pada hari Selasa bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengamankan wilayahnya dan zona udara di Sirte.
Menurut situs Rusia, Sputnik, sebuah langkah besar telah diambil di sepanjang wilayah perbatasan timur dengan Mesir, karena LNA telah mengerahkan sistem pertahanan udara S-300 canggih ke wilayah tersebut.
Laporan Sputnik mengklaim bahwa Tentara Nasional Libya telah mengerahkan sistem S-300 di wilayah perbatasan timur dengan Mesir untuk mencegah serangan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang didukung Turki terhadap wilayahnya.
Sumber tersebut menunjukkan bahwa sistem pertahanan udara canggih S-300 sudah ada di hadapan tentara LNA Libya. Penyebaran sistem ini datang dengan tujuan melindungi tanah Libya dari pesawat Turki yang diperoleh oleh Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA).
Perlu dicatat bahwa Tentara Nasional Libya belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang kepemilikan sistem pertahanan udara S-300 sebagaimana yang dilaporkan Sputnik.
Namun LNA telah menggunakan sistem pertahanan udara buatan Rusia lainnya, yakni Pantsir-S1. Sedangkan S-300 belum terlihat di gudang senjata mereka.
Seperti diketahui, LNA dan GNA telah berperang selama bertahun-tahun sejak kematian Presiden Muammar Khadafi. Kedua kubu yang bertikai itu menguasai masing-masing wilayah timur dan barat Libya. Puncak konflik adalah saat GNA yang diakui PBB meminta bantuan ke Turki, sehingga lewat bantuan militer Turki, GNA berhasil memukul mundur LNA dari Ibukota Libya, Tripoli.
LNA yang didukung penuh oleh Mesir, serta Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Rusia dan Prancis bertahan di wilayah Sirte yang kaya minyak dan pusat pelabuhan utama Libya. Presiden Mesir telah bersumpah akan mengerahkan militernya ke Libya jika GNA menyerang pasukan LNA di wilayah Sirte.