SinarPost.com, Jakarta – Prananda Surya Paloh (PSP) mengaku sempat menjadi cibiran netizen karena menjadi anggota Legislator (DPR RI) di usia yang sangat muda. Namun Putra Ketua Umum sekaligus pendiri Partai NasDem, Surya Paloh ini menjadikan cibiran netizen yang meremehkannya sebagai acuan dalam meniti karir di dunia politik.
Prananda Paloh adalah anggota DPR RI kelahiran 21 September 1988, yang maju dari Dapil Sumatera Utara (Sumut) I. Kini Prananda menduduki periode kedua sebagai anggota DPR RI, yaitu periode 2014-2019 dan 2019-2024.
“Wajar saja kalau diremehkan, karena mungkin dari segi umur yang masih 31 tahun. Tetapi saya percaya, justru kaum muda itu jauh lebih bisa berprestasi dan lebih jujur pada dirinya sendiri dan lingkungannya dan berani membawa perubahan,” ujar Prananda dalam Ngobrol Asik (Ngobras) yang diinisiasi Medcom, pada Jumat (3/7/2020).
Prananda yang saat ini menjabat anggota Komisi I DPR RI Fraksi NasDem mengatakan, di saat globalisasi seperti sekarang ini, justru kaum muda harus mengambil posisi strategis dan penting, karena demografi dunia juga menunjukkan mayoritas penduduk adalah kaum muda.
Terkait situasi negara saat ini yang sedang dilanda pandemi corona (Covid-19), ia mengatakan kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia agar tidak lupa selain berbagi kebahagiaan, juga harus berbagi kesusahan di masa pandemi Covid-19.
“Tentu terutama bagi individu ataupun kelompok yang bisa dikatakan cukup atau lebih dari cukup dalam kategori ekonomi, wajib hukumnya berbagi kepada teman-teman ataupun masyarakat yang kurang mampu. Karena, penderitaan ini dirasakan semua orang tidak hanya satu golongan atau kelas, tetapi penderitaan seluruh bangsa Indonesia bahkan dunia,” katanya.
Menurut Prananda, jika memang ada bantuan apapun yang bisa diberikan baik berupa makanan, alat pelindung diri (APD), bahkan dukungan moral sekalipun, tidak ada masalah di tengah menghadapi Covid-19.
Dia juga menyebutkan, dalam menghadapi wabah Covid-19, pemerintah telah melakukan banyak kebijakan yang baik ataupun program-program dengan jangkauan yang luas. Tetapi penyaluran bantuan itu baik melalui bupati atau kepala desa, terkadang banyak ditemukan tidak tepat sasaran.
“Maka dari itu, saya pribadi memberikan bantuan langsung kepada masyarakat. Terakhir kami memberikan bantuan 20 ton beras di daerah Medan, Sumatera Utara dan sekitarnya. Tentunya, dengan bantuan tenaga ahli dapil dan teman-teman NasDem dengan mengikuti protokol kesehatan dan imbauan untuk menjaga jarak,” pungkasnya.