SinarPost.com, Banda Aceh– Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah meminta semua stakeholders di Aceh untuk mewaspadai inflasi dan kemungkinan adanya krisis pangan akibat pandemi corona (Covid-19) yang belum jelas kapan berakhir.
Hal itu disampaikan Nova saat memimpin rapat di Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh melalui video converence bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Aceh, Kamis (14/5/2020).
Rapat digelar untuk menemukan solusi dalam menjaga kestabilan harga barang di tengah pandemi virus corona (Covid-19) melalui berbagai upaya pengendalian inflasi, antara lain dengan menjaga ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan ekspektasi masyarakat.
Rapat online tersebut melibatkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, para Bupati, Walikota serta Sekda se-Aceh, serta sejumlah pihak lainnya.
Plt Gubernur Aceh mengatakan, mengenai potensi krisis pangan ini berdasarkan prediksi organisasi pangan dan pertanian dunia, Food and Agriculture Organization (FAO) yang memperkirakan akan terjadi krisis pangan di tengah pandemi Covid-19. Krisis pangan diprediksi akan terjadi secara global.
Beberapa persoalan yang berpotensi menyebabkan krisis pangan adalah terhambatnya produksi dan rantai pasok akibat kebijakan penanganan pandemi Covid-19 seperti lockdown, social distancing, dan lain-lain.
Nova menyebutkan, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi krisis pangan di Aceh. “Kalaupun krisis pangan benar akan terjadi pada akhir tahun, maka kita masih punya waktu untuk mempersiapkan langkah antisipasinya,” ujarnya.
Untuk itu, Nova meminta pemerintah kabupaten/kota agar memanfaatkan lahan-lahan potensial yang ada untuk produksi pangan, baik tanaman, ikan maupun ternak.
Selain itu, Nova juga meminta semua pihak menghindari barang mentah hasil pertanian Aceh dibawa keluar provinsi atau keluar negeri.