SinarPost.com, Washington – Amerika Serikat (AS) kembali dibuat ‘gerah’ oleh tindakan Iran yang melakukan peluncuran satelit militer menggunakan teknologi rudal balistik baru-baru ini. AS pun melanjutkan retorika permusuhan dan kebencian terhadap Republi Islam Iran.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo pada Sabtu (25/4/2020) mengatakan, program luar angkasa Iran adalah “tidak damai atau tidak sepenuhnya sipil.” Karena itu, Pompeo menyerukan masyarakat internasional untuk mendukung perpanjangan embargo senjata konvensional PBB terhadap Iran yang akan berakhir pada bulan Oktober mendatang.
Sebelumnya, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran meluncurkan satelit militer menggunakan teknologi rudal balistik pada hari Rabu. Langkah negara Persia itu menuai kecaman dari AS, Inggris dan Perancis.
Menlu AS Mike Pompeo menyebut, peluncuran satelit militer oleh IRGC baru-baru ini membuktikan bahwa klaim Iran sebelumnya tentang program luar angkasa negara itu untuk tujuan damai adalah “kebohongan”.
“Semua negara yang cinta damai harus menolak pengembangan teknologi rudal balistik Iran dan bergabung bersama untuk membatasi program rudal berbahaya Iran,” tegas Pompeo.
Pompeo meminta komunitas internasional untuk mendukung perluasan embargo senjata konvensional PBB terhadap Iran, yang akan berakhir Oktober ini.
Menlu AS pun kembali melontarkan nada kebencian terhadap Iran dengan menuding negara Para Mullah itu sebagai sponsor terorisme dan anti-Semitisme. “Sponsor negara terkemuka terorisme dan anti-Semitisme seharusnya tidak diizinkan untuk membeli dan menjual senjata konvensional,” sebut Pompeo.
Pompeo juga meminta Uni Eropa untuk memberikan sanksi kepada individu dan entitas yang bekerja pada program rudal Iran.
“Ketika rakyat Iran menderita dan sekarat akibat pandemi coronavirus, sangat disesalkan melihat rezim menyia-nyiakan sumber dayanya dan upaya-upaya mengejar militer yang provokatif yang tidak melakukan apa pun untuk membantu rakyat Iran,” ucapnya.