SinarPost.com, Banda Aceh – Ketua Partai Daerah Aceh (PDA) Tgk Mufaddhal Zakaria menilai akan sulit membendung penyebaran virus corona (Covid-19) di Aceh bila akses masuk ke bumi Serambi Mekkah baik melalui bandara, pelabuhan, maupun darat, masih tetap terbuka.
Dia menegaskan bahwa virus mematikan yang awal mulanya muncul di China ini dengan cepat menyebar lewat interaksi manusia dengan manusia. Karena itu, menurut Mufaddhal, akses masuk penumpang dari luar ke Aceh harus dihentikan sementara waktu atau dengan istilah yang populer lockdown.
“Tidak begitu berarti kalau warung kopi dan cafe-cafe ditutup, begitu juga masyarakat diperintahkan berdiam diri dirumah, kalau aktivitas bandara masih berjalan, dan supir bus, mobil penumpang, masih bisa lalu lalang keluar masuk dari Sumatera Utara ke Aceh,” ucap Tgk Mufaddhal kepada SinarPost.com, Jumat (27/3/2020).
“Seperti kita ketahui bersama bahwa virus corona itu dibawa dari luar. Negara lain membawa ke Indonesia, kemudian Indonesia bawa ke provinsi-provinsi hingga ke Aceh. Oleh karena itu, selagi penyakit ini masih bisa dikendali, belum cukup parah meski sudah ada korban, laju orang-orang masuk ke Aceh juga harus dihentikan sementara waktu, kecuali pesawat, kapal, dan mobil-mobil pemasok barang untuk kebutuhan masyarakat Aceh, itupun dengan catatan pengawasan yang ketat dari petugas,” tambah Mufaddhal yang juga anggota DPRK Aceh Besar.
Di sisi lain, politisi Partai PDA ini juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Aceh, khususnya masyarakat Aceh Besar, kalau mau penyakit ini cepat hilang harus berdiam diri dirumah sebagaimana yang telah diinstruksikan oleh pemerintah, seraya bermunajat kepada Allah, membacakan do’a tolak bala agar virus corona segera dihilangkan.
“Hanya 14 hari berdiam dulu di rumah. Kalau mengacu pada ahli-ahli medis, mengisolasi diri selama 14 hari dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini. Kalau selama 14 hari itu ada gejala-gejala seperti yang telah disampaikan ahli medis, segera melapor ke petugas yang berwenang,” pungkasnya.