SinarPost.com, Baghdad – Serangan roket kembali menghantam markas militer tentara Amerika Serikat (AS) di Irak. Roket ini mendarat di pangkalan udara Al-Balad, yang merupakan rumah bagi pesawat tempur F-16.
Saat peristiwa terjadi, Al-Balad tengah mengadakan acara yang mengundang kontingen kecil Angkatan Udara AS serta sejumlah kontraktor pemeliharaan pesawat militer. Peristiwa ini melukai 4 orang, di antaranya dua perwira Irak dan dua penerbang.
Serangan roket jenis Katyusha tersebut terjadi pada Minggu (12/1/2020) waktu setempat, atau beberapa hari pasca serangan belasan rudal Iran sebagai pembalasan atas pembunuhan Komandan Al-Quds, Qassem Sulaimani.
AS menuding serangan dimaksud dilakukan oleh kelompok milisi yang didukung Iran di Irak, namun Pemerintah Iran sejauh ini belum memberi tanggapan atau keterangan resmi terkait aksi serangan roket itu. Peristiwa ini membuat Presiden AS Donald Trump marah besar.
Serangan roket Katyusha ini terjadi disaat AS dan Iran berjanji ingin mengurangi ketegangan kedua negara. Selain Presiden Donald Trump, keinginan de-eskalasi juga sempat diutarakan Presiden Iran Hassan Rouhani di sela-sela kunjungannya ke Qatar, akhir pekan lalu.
Akibat serangan ini sejumlah tentara dan pekerja AS dievakuasi. “Sekitar 90% penasehat AS dan karyawan (kontraktor) … telah mengungsi ke Taji dan Erbil setelah ancaman ini,” kata salah satu sumber sebagaimana dikutip dari AFP.
Sementara Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa Trump murka dengan serangan tersebut. “(AS) marah dengan laporan serangan roket lain di pangkalan udara di Irak,” kata Pompeo, sebagaimana dikutip AFP.
“Ini pelanggaran terus menerus atas kedaulatan Irak oleh kelompok-kelompok yang tidak loyal … harus berakhir,” katanya lagi.
Di akhir pekan lalu, roket juga menghantam Zona Hijau di ibu kota Irak Baghdad. Zona hijau merupakan zona internasional yang dijaga super ketat, bukan hanya militer AS, di wilayah tersebut terdapat pula kedutaan besar banyak negara.
[CNBC Indonesia]